Iran Gempur Pangkalan Militer AS di Qatar, Ketegangan Kawasan Timur Tengah Memuncak

photo author
- Selasa, 24 Juni 2025 | 17:00 WIB
Operasi Bashayer Al-Fath dimulai, Iran hancurkan pangkalan AS di Qatar usai diserang fasilitas nuklirnya. (HukamaNews.com / X.com)
Operasi Bashayer Al-Fath dimulai, Iran hancurkan pangkalan AS di Qatar usai diserang fasilitas nuklirnya. (HukamaNews.com / X.com)

Pihaknya juga menegaskan hak Qatar untuk membalas secara proporsional sesuai hukum internasional.

Dampak serangan bahkan terasa hingga Bahrain, di mana sirene darurat sempat berbunyi dan warga diminta untuk berlindung.

Kementerian Dalam Negeri Bahrain menyarankan warganya tetap tenang dan mencari tempat aman hingga situasi dinyatakan kondusif.

Ketegangan ini bukanlah insiden yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari eskalasi yang berlangsung sejak awal Juni.

Baca Juga: Pria Ini Jelaskan Alasan Dibalik Israel Ngotot Libatkan Amerika Serang Iran, Bukan Karena Nuklir, Ternyata Ini Alasannya Hingga Sebut Trump Bodoh

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa militer Amerika telah menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran.

Langkah tersebut menjadi puncak dari serangkaian pertempuran setelah Israel, dengan dukungan AS, melakukan serangan udara terhadap beberapa posisi strategis di Iran.

Serangan Israel menyebabkan lebih dari 400 warga Iran tewas dan ribuan lainnya luka-luka, menurut data Kementerian Kesehatan Iran.

Sebaliknya, serangan balasan Iran menyebabkan puluhan korban jiwa di pihak Israel dan ratusan lainnya terluka.

Dalam sebuah pernyataan, penasihat senior Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang mengizinkan wilayahnya digunakan untuk melancarkan serangan terhadap Iran, akan menjadi target balasan yang sah.

Baca Juga: AS Ketar-Ketir, Minta China Turun Tangan Cegah Iran Tutup Selat Hormuz Demi Selamatkan Pasokan Energi Global

Dengan peringatan itu, Iran kini tampaknya serius menjadikan pangkalan militer asing sebagai sasaran strategis.

Serangan ke Al Udeid bukan hanya simbol balasan, tetapi juga sinyal bahwa perang proksi di kawasan bisa berubah menjadi konflik terbuka yang jauh lebih besar.

Situasi ini tentu menjadi perhatian dunia internasional, khususnya negara-negara yang memiliki kepentingan militer di Timur Tengah.

Konflik ini juga menunjukkan betapa rapuhnya keseimbangan geopolitik di kawasan, yang dalam sekejap bisa meledak menjadi perang terbuka lintas negara.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: X.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X