Inggris Turun Tangan! Kirim Jet Tempur Usai Iran Hujani Rudal ke Israel, Dunia Siaga Perang Skala Besar

Tak hanya mengerahkan kekuatan militer, Starmer juga aktif dalam jalur diplomatik.

Ia sudah melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam pembicaraan itu, isu keselamatan nasional dan stabilitas kawasan menjadi topik utama.

Starmer menyatakan bahwa sejak awal, posisi Inggris adalah mendorong de-eskalasi konflik.

Ia mengungkapkan bahwa diskusi dengan Netanyahu berlangsung dalam suasana yang terbuka dan konstruktif, terutama dalam membahas keselamatan warga dan upaya mengurangi ketegangan.

Baca Juga: Iran Luncurkan Serangan Rudal ke Tel Aviv, Balasan Atas Serangan yang Menewaskan Komandan Militer Tertinggi Iran

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, juga ambil bagian dalam upaya diplomatik dengan menjalin komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi.

Lewat unggahan media sosialnya, Lammy menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi yang berkembang.

Ia menegaskan bahwa semua pihak harus segera menahan diri agar tidak memperbesar risiko terhadap warga sipil.

Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa Inggris tidak ingin situasi ini berubah menjadi perang berskala besar yang bisa menyeret lebih banyak negara ke dalam konflik bersenjata.

Pemerintah Inggris memandang penting untuk menjaga stabilitas kawasan, terutama karena ketegangan ini terjadi di wilayah yang selama ini menjadi titik panas geopolitik dunia.

Dengan mengerahkan jet tempur ke kawasan tersebut, Inggris ingin menunjukkan kesiapan militer sekaligus komitmen dalam mendukung perdamaian.

Namun demikian, langkah ini juga menyiratkan bahwa London tidak menutup kemungkinan adanya intervensi lebih lanjut jika situasi memburuk.

Baca Juga: Iran Minta Pertemuan Darurat Dewan Keamanan PBB, Buntut Serangan Kriminal Israel yang Melanggar Integritas Teritorial

Pengerahan kekuatan udara ini dilakukan dari Pangkalan Udara RAF Akrotiri di Siprus, yang selama ini menjadi basis strategis bagi operasi militer Inggris di Timur Tengah.