Dengan keterbatasan logistik dan kekuatan tempur, serangan gerilya di lokasi-lokasi yang tidak terduga menjadi pilihan yang logis bagi mereka.
Di sisi lain, meningkatnya tensi di Rafah memunculkan kekhawatiran baru di kalangan lembaga internasional.
PBB, dalam pernyataan terpisah, mengungkapkan keprihatinannya atas operasi militer Israel yang terus diperluas hingga mencakup seluruh wilayah Gaza.
Lembaga tersebut menyebut langkah tersebut berpotensi menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang semakin parah, terutama bagi warga sipil yang masih bertahan di tengah reruntuhan.
Rafah sendiri saat ini dihuni oleh banyak warga yang mengungsi dari wilayah utara dan tengah Gaza akibat serangan militer sebelumnya.
Kondisi infrastruktur yang hancur dan terbatasnya bantuan kemanusiaan membuat situasi di kota itu semakin rapuh.
Klaim dari Hamas ini bisa menjadi titik balik yang mengubah peta konflik di Gaza.
Jika serangan-serangan kejutan dari kelompok militan tersebut terus terjadi, bukan tidak mungkin intensitas konflik di wilayah selatan akan menyamai bahkan melampaui apa yang terjadi di utara sebelumnya.
Sementara itu, para pengamat internasional menyoroti pentingnya verifikasi atas klaim yang dibuat kedua pihak.
Baca Juga: Uskup Belgia Sambut Hangat Paus Leo XIV, Siap Melangkah Bersama Pemimpin Baru Gereja Katolik
Dalam konflik panjang seperti ini, narasi sering kali menjadi alat propaganda yang sangat efektif, baik untuk menjaga semangat pasukan maupun untuk menggalang simpati publik global.
Meski belum ada konfirmasi dari pihak Israel, fakta bahwa Hamas kembali muncul di Rafah setidaknya memberi sinyal bahwa konflik ini masih jauh dari kata selesai.
Masyarakat internasional pun terus mendesak gencatan senjata segera demi menyelamatkan nyawa warga sipil yang semakin terjepit di tengah kekacauan perang.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti berapa jumlah korban dalam bentrokan terbaru di Rafah.
Artikel Terkait
Jasad Tawanan Israel Shiri Bibas yang Dikembalikan Hamas Diklaim Netanyahu Bukan Shiri Bibas, Picu Kekhawatiran Serangan Israel Bakal lebih Brutal
Senyum Bahagia Tawanan Israel Saat Dibebaskan dan Cium Dahi Anggota Hamas
Berdalih Hamas Beroperasi di RS, Israel Kembali Luncurkan Serangan Rudal ke Rumah Sakit Al Ahli di Gaza Utara
Sandera Hamas Ini Kutuk PM Netanyahu dan Trump, Tentara 21 Tahun Ini Muak dengan Netanyahu yang Diktator dan Tak Bebaskan Dirinya
Pasca Kebakaran, Netanyahu Bakal Lebih Sengit Serang Hamas dan Rebut Gaza yang Saat ini Diduduki Pengungsi Palestina