Karier Vatikan-nya mulai menanjak ketika ia ditarik ke Roma dan diberi peran strategis di berbagai dikasteri, termasuk Kongregasi bagi Uskup dan Kongregasi bagi Klerus.
Pada 2023, ia ditunjuk sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, jabatan kunci yang membuatnya menjadi penggerak dalam seleksi uskup di seluruh dunia.
Sebagai Kardinal, ia diberi gereja tituler Santo Monica dan dipercaya mendampingi Paus Fransiskus dalam berbagai peristiwa penting, termasuk Sidang Umum Sinode Para Uskup pada 2023 dan 2024.
Penunjukan ini menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kapasitas spiritual dan administratifnya di tengah dinamika Gereja global.
Baca Juga: Robert Prevost Resmi Jadi Paus Leo XIV, Inilah Langkah Awal dan Arah Kepemimpinannya
Pengakuan terhadapnya semakin kuat ketika pada Februari 2025, ia diangkat ke dalam Ordo Uskup Kardinal dengan gelar Suburbikaria Gereja Albano, menandai posisinya di lingkaran terdalam hierarki Vatikan.
Prevost juga dikenal publik karena momen reflektifnya pada 3 Maret 2025, ketika ia memimpin doa Rosario di Lapangan Santo Petrus saat Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit.
Tindakan itu dianggap banyak pihak sebagai simbol dedikasi dan kesiapan spiritualnya dalam mengambil tanggung jawab lebih besar.
Kini, sebagai Paus Leo XIV, ia memimpin Gereja Katolik di tengah tantangan besar.
Dari ketegangan antara kelompok progresif dan konservatif, skandal pelecehan yang belum sepenuhnya terselesaikan, hingga tantangan global seperti krisis iklim dan kesenjangan sosial, semua menanti respon kepemimpinan yang tegas namun mengayomi.
Namun, modal pengalaman sebagai misionaris, akademisi, dan pemimpin lintas budaya memberinya fondasi kuat untuk membawa Gereja ke arah yang lebih inklusif dan dialogis.
Dalam pidato pertamanya sebagai Paus, ia hanya mengucapkan satu kalimat singkat namun sarat makna: 'Peace be with all of you!' atau 'Damai besertamu semua!'
Sapaan ini disinyalir menjadi sinyal awal kepemimpinan yang mengusung semangat damai, keterbukaan, dan rekonsiliasi, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam dinamika Gereja saat ini.
Dengan rekam jejak yang kaya dan semangat pelayanan yang tulus, Paus Leo XIV diharapkan bisa menjadi jembatan yang merangkul perbedaan, bukan sekadar pemimpin simbolik, tetapi sebagai figur harapan baru di tengah arus zaman yang semakin kompleks.***
Artikel Terkait
Ketegangan Memuncak Usai India Tembakan Rudal yang Dikuasai Pakistan, Sedikitnya 26 Orang Tewas, Serangan Balasan Pakistan Tak Kalah Sengit
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif Bakal Balas Serangan India yang Hancurkan Pakistan dengan Rudal
Konklaf 2025 Dimulai, Kapel Sistina Dikunci, 133 Kardinal Dunia Mulai Pilih Paus Baru, Siapa yang Paling Dijagokan?
Asap Hitam Mengepul dari Kapel Sistina, Paus Baru Belum Terpilih? Ini Alasan Dunia Katolik Menahan Napas
Makna Asap Hitam dan Putih di Konklaf 2025, Tanda dari Langit tentang Paus Baru