Tak hanya mantan presiden, nama-nama besar seperti Keiko Fujimori—putri dari Fujimori dan rival Humala dalam pemilu, juga terseret dalam penyelidikan.
Begitu pula sejumlah mantan gubernur yang kini masuk radar jaksa.
Apa yang terjadi di Peru menjadi contoh konkret bagaimana dana kampanye ilegal bisa merusak demokrasi dari dalam.
Lebih dari sekadar berita kriminal, ini adalah pengingat bagi semua negara, termasuk Indonesia, tentang pentingnya integritas dalam pembiayaan politik.
Baca Juga: Liburan Mewah Berujung Maut, Bos Siemens dan Keluarga Tewas dalam Kecelakaan Helikopter di New York
Ketika uang haram masuk ke ranah kekuasaan, maka demokrasi bukan lagi suara rakyat, tapi suara pemodal.
Dan seperti yang ditunjukkan kasus Humala, harga dari kompromi tersebut bisa sangat mahal—bahkan harus dibayar dengan kebebasan.***
Artikel Terkait
Cerita Duo Marquez Tabrakan di Tikungan Pertama GP Qatar, Marc Marquez Keluar Sebagai Juara
Olok-olok China, Sekretaris Pers White House Karoline Leavitt Malah Ketahuan Pakai Gaun Asal China
Saham Boeing Langsung Anjlok Usai Tiongkok Hentikan Semua Pengiriman Maskapai Boeing dari Amerika
Mau Kayak Katty Perry Ke Luar Angkasa, Deposit Dulu 2,5 Milyar Rupiah
Garis Karman, Batas Ketika Katy Perry Berhasil ke Luar Angkasa