Itu karena otoritas penerbangan di seluruh dunia menghentikan sementara penerbangan jet setelah bencana tersebut dan Tiongkok tidak segera mengizinkannya untuk kembali beroperasi.
Bahkan ketika negara-negara mengizinkan pesawat tersebut untuk mengangkut penumpang pada akhir 2020. Pengiriman baru mulai pulih tahun lalu.
Pengiriman sangat penting bagi Boeing, karena saat itulah mereka dibayar.
Perusahaan tersebut membangun pesawat terlebih dahulu dan mendapatkan sebagian besar pembayarannya setelah mengirimkan produk jadi.
Terhentinya pengiriman ini merupakan pukulan yang sangat besar bagi Boeing, yang memiliki total 55 pesawat dalam inventaris pada akhir tahun 2024 yang belum dapat dikirimkan kepada pelanggan, terutama di Tiongkok dan India, menurut perusahaan tersebut.***
Artikel Terkait
Ada Apa dengan Boeing? Tak Hanya Jeju Air, KLM Royal Dutch dan Air Canada Juga Alami Kecelakaan di Waktu yang Sama
Tak Takut Diancam Trump Lewat Tarif Dagang, China Bereaksi Lebih Keras dan Bakal Ladenin Perang dengan AS
Olok-olok China, Sekretaris Pers White House Karoline Leavitt Malah Ketahuan Pakai Gaun Asal China
China Panik! Takut Indonesia Makin Mesra dengan Amerika Saat Hubungan dengan AS Memanas Gara-Gara Perang Dagang
Imbas Perang Dagang dengan Amerika Makin Memanas, China Hentikan Semua Maskapai Penerbangan Kiriman dari Boeing