China Naikkan Tarif Jadi 125 Persen, Trump Malah Ajak Xi Damai? Drama Perang Dagang yang Bikin Dunia Deg-degan

photo author
- Minggu, 13 April 2025 | 07:07 WIB
China balas tarif AS. Trump ajak Xi berdamai, akankah ada titik terang dari konflik ini? (HukamaNews.com / Instagram)
China balas tarif AS. Trump ajak Xi berdamai, akankah ada titik terang dari konflik ini? (HukamaNews.com / Instagram)

HUKAMANEWS - Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Di tengah sorotan dunia, Beijing secara resmi menaikkan tarif impor terhadap produk asal AS menjadi 125 persen, yang mulai berlaku pada Sabtu, 12 April 2025.

Langkah ini bukan sekadar kebijakan dagang biasa. Ini adalah respons langsung terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya menaikkan tarif barang-barang asal China hingga 145 persen.

Situasinya seperti bola salju yang terus bergulir, memperbesar ketegangan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Namun, menariknya, respons dari Trump kali ini justru menunjukkan nada yang berbeda.

Baca Juga: Tekanan Pendonor dan Pasar Rontok, Trump Diprediksi Ubah Arah! Ekonom Beberkan Alasan Mengejutkan

Alih-alih mengeluarkan pernyataan keras seperti biasanya, Trump menyatakan ingin membuka jalur dialog dengan Presiden China, Xi Jinping.

Ia menyebut memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap Xi dan percaya bahwa hubungan pribadi mereka bisa jadi jembatan menuju solusi damai.

“Jika perang adalah yang diinginkan Amerika Serikat, entah itu perang tarif, dagang, atau lainnya, kami siap berperang hingga akhir,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers.

Pernyataan tersebut menegaskan sikap keras Beijing terhadap tekanan dari Washington.

Baca Juga: Tak Hanya Sebut Israel Teroris, Erdogan Juga Desak Netanyahu Diadili Atas Kejahatan Perang Paling Keji Terhadap Warga Gaza

China menilai kebijakan tarif tinggi dari AS sebagai bentuk penindasan sepihak yang mencederai semangat perdagangan internasional yang adil.

Di sisi lain, Trump mencoba mengubah narasi. Ia mengedepankan pendekatan personal dan diplomatik dengan menyatakan bahwa hubungan jangka panjangnya dengan Xi bisa menjadi kunci penyelesaian konflik ini.

Bahkan, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt ikut menambahkan bahwa Trump terbuka untuk negosiasi yang bisa menghasilkan kesepakatan yang lebih adil untuk kedua negara.

Langkah ini membuat banyak pihak terkejut. Mengingat sebelumnya Trump dikenal dengan gaya komunikasi konfrontatif terhadap China, pergeseran sikap ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan, baik dari pelaku pasar, pengamat politik, hingga pemimpin negara lainnya.

Baca Juga: Ingat Indonesia Masih Punya Daya Jual, Jangan Asal Lobi di Depan Donald Trump

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X