Jumlah ini jauh melampaui Jerman, yang merupakan donatur terbesar kedua.
Kehilangan dana sebesar itu jelas berdampak signifikan bagi operasional WHO, terutama dalam menangani masalah kesehatan global.
Bagi AS sendiri, keputusan ini membawa risiko besar.
Selama ini, WHO memainkan peran strategis dalam memantau wabah global, mengoordinasikan respons darurat, hingga memberikan rekomendasi ahli bagi negara-negara.
Dengan tidak lagi menjadi anggota, AS bisa kehilangan akses mudah ke data penting terkait kesehatan global, seperti wabah penyakit menular.
Menurut laporan BBC, keputusan Trump ini juga mencerminkan perubahan besar dalam diplomasi kesehatan internasional AS.
Sebagai negara adi daya, AS telah menjadi tulang punggung WHO selama 76 tahun terakhir.
Kepergian ini dianggap sebagai langkah yang mengubah lanskap kerja sama global di bidang kesehatan.
Peran WHO yang Vital
WHO bukan sekadar organisasi kesehatan biasa. Ia menjadi garda terdepan dalam memerangi ancaman kesehatan global.
Dari mengevaluasi vaksin hingga memantau ancaman baru seperti COVID-19, peran WHO sangat krusial.
Keluarnya AS dapat melemahkan kapasitas WHO untuk menjalankan mandatnya, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada dukungan teknis dan finansial dari organisasi ini.
Namun, kritikus juga mempertanyakan apakah keluarnya AS benar-benar langkah strategis.
Artikel Terkait
Sorak Sorai Rakyat Palestina Rayakan Kemenangan Usai Donald Trump Setujui Gencatan Senjata dengan Hamas
Donald Trump Resmi Menjabat Presiden ke-47 Amerika Serikat, Era Baru Dimulai
Era Baru Donald Trump, Janji Hari Pertama yang Menggemparkan
Donald Trump Tidak Sentuh Tarif Perdagangan di Awal Kepresidenan, Bikin Kanada Bernapas Lega, Apa Artinya?
Aktivis Dokter Tifa Berharap Presiden Prabowo Bisa Ikuti Jejak Donald Trump, Keluar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)