Banding Ditolak, TikTok di Ujung Tanduk, Akankah Donald Trump Bungkam 170 Juta Pengguna Sebelum 19 Januari 2025?

photo author
- Sabtu, 7 Desember 2024 | 19:00 WIB
Nasib TikTok di AS makin genting! Banding ditolak, larangan menanti 19 Januari 2025. Keputusan kini di tangan Donald Trump. (Freepik / HukamaNews.com)
Nasib TikTok di AS makin genting! Banding ditolak, larangan menanti 19 Januari 2025. Keputusan kini di tangan Donald Trump. (Freepik / HukamaNews.com)

Mereka menilai langkah ini sebagai bentuk penyensoran langsung yang merugikan kebebasan berbicara.

Namun, waktu terus berjalan, dan tenggat 19 Januari 2025 semakin dekat.

Kini, nasib aplikasi populer ini sepenuhnya berada di tangan presiden terpilih Donald Trump.

Trump, yang dikenal dengan sikap kerasnya terhadap Tiongkok, menjadi sosok yang menentukan kelanjutan TikTok di AS.

Baca Juga: Sempat Viral di Media Sosial, Klinik Ria Beauty Ternyata Ilegal, Gunakan Alat Tak Berizin dan Serum Tanpa BPOM, Kok Bisa Lolos?

Apakah dia akan melanjutkan larangan ini, atau mengambil langkah berbeda?

Bagi para pengguna setia, TikTok bukan sekadar aplikasi hiburan.

Aplikasi ini telah menjadi wadah kreativitas, edukasi, hingga advokasi sosial di seluruh dunia.

Namun, isu keamanan data dan hubungan dengan pemerintah Tiongkok membuatnya menjadi target utama di ranah politik AS.

TikTok mungkin harus menghadapi kenyataan pahit jika Trump memutuskan untuk memberlakukan larangan ini secara penuh.

Baca Juga: HomePod dengan Layar Segera Hadir! Inilah Yang Harus Kamu Tahu Tentang Penantian Panjang Apple di 2025

Namun, pertanyaan yang lebih besar adalah: apakah ini benar-benar tentang keamanan nasional, atau sekadar permainan politik?

Seiring detik berjalan menuju Januari 2025, publik akan terus menyaksikan bagaimana kisah ini berakhir.

Satu hal yang pasti, keputusan ini tidak hanya berdampak pada TikTok, tetapi juga pada kebebasan berbicara dan bagaimana teknologi dipandang dalam dunia politik global.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Nikkei Asia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X