“Kita ingin menjadikannya pulau tangguh energi,” ungkap Sudarto.
Transisi Energi Berkeadilan
Gerakan Muhammadiyah dalam transisi energi tidak semata soal teknologi. Ada nilai keadilan sosial yang diperjuangkan. Akses energi bersih dipandang sebagai hak dasar warga, sekaligus ikhtiar menjaga kelestarian bumi.
“Transisi energi berkeadilan adalah berpihak pada kemaslahatan umat dan keberlanjutan lingkungan,” kata Sudarto.
Dukungan serupa disampaikan Ketua PDM Kota Ternate, Dr Abdurrahman Haji Usman. Ia menilai inisiatif ini selaras dengan misi Muhammadiyah untuk membangun kesadaran umat.
“Kesadaran membutuhkan proses panjang, tetapi bisa dimulai dengan langkah sederhana yang berkelanjutan,” ujarnya.
Diskusi di Ternate menunjukkan bahwa isu perubahan iklim dan transisi energi bukan monopoli negara-negara maju atau pusat kebijakan di Jakarta. Dari wilayah timur Indonesia, Muhammadiyah menghadirkan gerakan yang memadukan nilai iman, ilmu, dan kepedulian sosial.
Ketika banyak pihak masih terjebak pada debat politik dan wacana teknokratis, Muhammadiyah menawarkan teladan praksis: membumikan transisi energi melalui sekolah, masjid, pesantren, hingga komunitas perempuan.
Seperti ditutup Dr Abdurrahman, “Insya Allah, di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Dari Ternate, semangat itu dipancarkan: menjaga bumi adalah bagian dari ibadah, dan energi bersih adalah warisan untuk generasi mendatang.***