climate-justice

Membangun Keharmonisan dengan Alam melalui Perspektif Manhaj Tarjih Muhammadiyah

Selasa, 28 Januari 2025 | 14:07 WIB
Ustaz Niki Alma Febriana Fauzi, dosen Ilmu Hadis UAD, (kanan) saat menyampaikan materi di acara Santri Cendekia Forum

HUKAMANEWS GreenFaith - Di tengah krisis lingkungan yang semakin mengancam kehidupan, Islam hadir dengan ajaran yang holistik, menawarkan panduan untuk menciptakan harmoni antara manusia dan alam.

Hal ini dibahas secara mendalam dalam forum diskusi Santri Cendikia bertajuk “Islam dan Lingkungan – Perspektif Manhaj Tarjih Muhammadiyah,” yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center UAD pada 27 Januari 2025. Acara ini menghadirkan Ustaz Niki Alma Febriana Fauzi, dosen Ilmu Hadis UAD sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah, sebagai pembicara utama.

Dalam forum ini, Ustaz Niki menegaskan bahwa Islam adalah agama dengan sifat syumuliyah (komprehensif) yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan.

Baca Juga: Mengintip Copenhill: Fasilitas Limbah Denmark yang Jadi Ikon Energi Hijau Dunia

Dikatakan ustaz Niki, Islam memandang manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan tugas menjaga keseimbangan alam. Peran ini, yang disebut istikhlaf dan istimar, bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga bentuk ibadah kepada Allah.

Dalam acara tersebut juga disebutkan bahwa Manhaj Tarjih Muhammadiyah menjadi landasan metodologis dalam memahami ajaran Islam secara relevan dengan isu kontemporer, termasuk lingkungan.

Pendekatan ini mengintegrasikan tiga metode utama yakni: (1) Pendekatan Bayani, yang memahami teks agama secara literal; (2) Pendekatan Burhani, yang menggunakan ilmu pengetahuan modern untuk memperkaya konteks pemahaman.; dan (3) Pendekatan Irfani, yang menekankan refleksi spiritual untuk menggali nilai-nilai mendalam dalam teks agama.

Melalui pendekatan ini, ayat dan hadis yang sering dimaknai secara tekstual kini ditafsirkan secara ekologis. Misalnya, anjuran Rasulullah untuk mematikan lentera sebelum tidur tidak hanya dipahami sebagai pencegahan kebakaran, tetapi juga sebagai seruan untuk hemat energi, sebuah prinsip yang sangat relevan dalam upaya konservasi sumber daya.

Baca Juga: Ruang Ikhlas dalam Harapan, Sebuah Refleksi Hidup

Islam dan Konservasi Lingkungan

Dalam Islam, menjaga lingkungan adalah bagian dari iman. Alquran dalam QS. Ar-Rum: 41 menyebutkan bahwa kerusakan di bumi terjadi karena ulah manusia. Oleh karena itu, tindakan seperti menanam pohon, mengurangi penggunaan energi kotor, dan mendukung energi terbarukan adalah ibadah yang sesuai dengan prinsip rahmatan lil alamin.

Ustaz Niki juga mengingatkan pentingnya memperlakukan alam sebagai amanah. "Jika alam rusak, kehidupan manusia juga akan terganggu. Tugas kita sebagai umat Islam adalah menjaga keseimbangan ini," tegasnya.

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah mengambil langkah nyata dalam isu lingkungan. Panduan seperti Fikih Air dan program ramah lingkungan seperti Bengkel Hijrah adalah contoh konkret kontribusi mereka. Kolaborasi dengan Green Faith Indonesia dan organisasi lainnya juga terus diperkuat untuk menghadapi tantangan krisis iklim secara kolektif.

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB