Organisasi Islam dan para pemimpin agama semakin aktif dalam menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan.
Gerakan seperti Green Islam tidak cuma jadi wacana, tapi udah mulai mendorong kebijakan hijau di banyak negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Splitter Type C Terbaik, Gaya Hidup Modern dengan Aksesori Serbaguna
Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim, punya potensi besar dalam gerakan lingkungan berbasis agama ini.
Tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin agama Islam mulai bergerak dari tingkat atas hingga bawah, memanfaatkan kekuatan ormas (organisasi kemasyarakatan) untuk menyebarkan pesan lingkungan.
Meski begitu, tantangan masih ada. Banyak yang masih skeptis dan merasa isu lingkungan bukan masalah utama dibandingkan isu-isu sosial lainnya.
Baca Juga: Benarkah Rumor yang Beredar Karier Agnez Mo Stuck Gara-gara Tolak Party Rapper P Diddy?
Nah, ini PR besar buat para pemimpin Islam untuk lebih lantang menyuarakan pentingnya isu ini.
Inggris vs Indonesia: Aksi Nyata di Lapangan
Köhrsen membandingkan gerakan lingkungan di Inggris dengan Indonesia. Di Inggris, gerakan akar rumput (grassroots) memainkan peran besar.
Komunitas-komunitas Muslim bergerak aktif menyebarkan semangat lingkungan dari bawah, di tingkat komunitas.
Sementara itu, di Indonesia, ormas besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mulai mengambil langkah-langkah konkrit dari atas, dengan kebijakan yang kemudian diterapkan hingga ke akar rumput.
Dua pendekatan yang beda, tapi intinya sama: mendorong umat untuk peduli pada lingkungan.
Kita bisa lihat bagaimana ini jadi bukti nyata bahwa Islam bukan cuma soal ritual, tapi juga punya kekuatan besar untuk bikin perubahan nyata di dunia.