Penyakit tular-vektor seperti malaria dan demam berdarah makin meluas. Di tengah semua ini, gelombang panas yang terus meningkat juga mengancam kesehatan fisik, memicu kelelahan, dan memperburuk penyakit yang ada.
Bencana iklim selama tahun 2011 hingga 2020 telah merusak 753 fasilitas kesehatan. Jadi, ketika kita sakit, fasilitas medis yang kita butuhkan pun mungkin tak lagi ada di tempatnya.
5. Hak atas Pangan dan Air: Masa Depan yang Tidak Pasti
Masa depan kita dalam hal pangan dan air semakin tidak pasti. Krisis iklim meningkatkan risiko gagal panen akibat kekeringan, curah hujan berlebih, dan gangguan hama.
Perpaduan antara perubahan iklim dan fenomena El Nino meningkatkan peluang kekeringan berat hingga 3-5 kali lipat.
Akses terhadap pangan dan air untuk generasi mendatang mungkin tidak akan seaman seperti yang kita miliki saat ini.
Ketidakpastian ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan kita, tetapi juga pada anak-anak yang kelak akan mewarisi dunia ini.
6. Hak atas Penghidupan yang Layak: Pekerjaan Kita Terancam
Perubahan iklim menyebabkan banyak sektor pencaharian menjadi rentan. Bagi para petani dan nelayan, gagal panen dan penurunan stok ikan adalah kenyataan pahit yang harus mereka hadapi.
Baca Juga: TOP 7 Rekomendasi Wireless Charger Terbaik 2024, Fitur Keamanan Lengkap dengan Fast Charging
Tekanan ekonomi meningkat akibat hilangnya pendapatan. Tidak hanya itu, peningkatan risiko keselamatan kerja juga menjadi masalah yang makin parah.
Bahkan, bagi generasi mendatang, pekerjaan mungkin akan lebih sulit didapatkan akibat dampak dari perubahan iklim.
7. Hak atas Pendidikan: Gangguan yang Menghambat Masa Depan Anak
Akses dan kualitas pendidikan juga tak lepas dari dampak krisis iklim. Penyakit seperti malaria dan demam berdarah membuat anak-anak harus absen dari sekolah.