Apakah kita sudah cukup terlibat dalam inisiatif lingkungan, atau masih terjebak dalam silo agama masing-masing?
Dengan kunjungan ini, Paus Fransiskus tidak hanya menyampaikan pesan kepada umat Katolik, tetapi juga kepada semua orang, termasuk umat Muslim dan non-Muslim.
Ini adalah panggilan untuk bertindak, untuk saling mendengarkan dan berkolaborasi dalam upaya menjaga lingkungan.
Sebagai contoh, program-program komunitas yang melibatkan berbagai kelompok agama bisa menjadi langkah konkret yang dapat diambil untuk memulai dialog.
Ketika umat dari berbagai latar belakang bersatu dalam upaya menjaga bumi, dampak yang dihasilkan bisa sangat besar.
Misalnya, proyek reboisasi, pembersihan sungai, atau kampanye pengurangan penggunaan plastik bisa diadakan secara bersama-sama, melibatkan semua pihak, tanpa memandang perbedaan agama.
Salah satu hal yang menarik dari kunjungan ini adalah kesempatan untuk membangun kesadaran bersama mengenai isu lingkungan.
Setiap individu, terlepas dari latar belakang agamanya, memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi.
Melalui kolaborasi yang erat, kita bisa membangun sebuah gerakan yang kuat dan berdampak.
Sebagai umat beragama, kita diingatkan akan peran penting yang dimainkan oleh setiap pemimpin agama.
Mereka bukan hanya juru bicara spiritual, tetapi juga bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi umat untuk berbuat lebih banyak demi lingkungan.
Sekarang, mari kita refleksikan: sudahkah kita berkontribusi dalam gerakan peduli lingkungan? Apakah kita terlibat dalam aksi-aksi komunitas atau hanya bergerak sendiri-sendiri?