climate-justice

Jihad Lingkungan, Aksi Iklim Inspiratif dari Indonesia untuk Selamatkan Bumi

Selasa, 16 Juli 2024 | 06:44 WIB
Hening Parlan, Wakil Ketua MLH PP Muhammadiyah dan Wakil Ketua MLH PP ‘Aisyiyah, pelopor gerakan Eco Jihad di Indonesia

Banyak sekolah telah mendirikan klub ekologi dan program lingkungan hidup, mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam penanaman pohon, daur ulang, pengelolaan limbah, dan kampanye kebersihan.

Baca Juga: Sempat Tak Lolos PPDB 2024, Vita Azahra , Disabilitas Tunanetra Akhirnya Dapat Bersekolah di Tingkatan SMA Negeri Kota Semarang

Masjid Agung Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, menjadi contoh nyata dari komitmen terhadap lingkungan. Masjid ini telah mengalami renovasi ramah lingkungan, menggunakan panel surya, teknologi hemat air, dan sistem pemanenan air hujan. Upaya ini telah menghasilkan pengurangan emisi karbon dan tagihan listrik yang signifikan.

Sukuk Hijau, instrumen keuangan inovatif berbasis Syariah, juga menjadi bagian dari upaya ini. Sukuk ini khusus untuk membiayai proyek-proyek hijau yang bertujuan untuk mitigasi perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati.

Indonesia berbeda dari negara-negara maju dalam hal hubungan antara agama dan isu iklim. Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih percaya pada pemimpin agama untuk menyampaikan pesan tentang perubahan iklim. Hal ini membuat gerakan "jihad lingkungan" menjadi sangat efektif dalam memobilisasi masyarakat untuk bertindak.

Baca Juga: Mpok Atiek Divonis Tumor Usus, 5 Makanan Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

Krisis iklim memang sangat terasa di Indonesia. Kehilangan tutupan hutan, deforestasi, dan aktivitas industri telah memperburuk kerentanan negara ini terhadap bencana alam.

Namun, di tengah situasi ini, semangat juang masyarakat Indonesia patut diacungi jempol. Nilai-nilai komunal dan norma-norma sosial yang kuat mendorong mereka untuk berkontribusi pada kesejahteraan kolektif dan melindungi planet ini.

Gerakan "jihad lingkungan" di Indonesia adalah contoh inspiratif bagaimana agama dapat menjadi kekuatan positif dalam memerangi krisis iklim. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama dan praktik ramah lingkungan, kita semua dapat berkontribusi dalam memerangi krisis iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.***

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB