Baca Juga: RKUHAP Resmi Jadi UU, Ibas Tegaskan Demokrat Kawal Implementasi Demi Keadilan & Demokrasi
“Setiap botol selai buah naga yang terjual membawa cerita: tentang perempuan yang berdaya, warga lintas iman yang bekerja bersama, dan cinta pada bumi,” ujarnya.
Program ini, sambung Zahrotul, akan dilanjutkan dengan pendampingan intensif hingga terbentuk kelompok ecososiopreneur Temurejo yang mandiri dan mampu menjadi pusat pembelajaran ekonomi hijau.
Menutup kegiatan, ia menegaskan: “Temurejo bukan sekadar penghasil buah naga. Temurejo adalah penghasil harapan.”***
(Kontributor: Maydini)
Artikel Terkait
Prof. Prabang Ajak Kader Muhammadiyah Rawat Bumi dengan Iman dan Tindakan
UAD dan 1000 Cahaya Muhammadiyah Menyalakan Transisi Energi dari Kampus ke Kehidupan
Dunia Panas Ekstrem, COP30 Diharapkan Jinakkan Emisi, tapi Pasar Karbon Indonesia Malah Bikin Khawatir?
Indonesia Disorot Dunia, Dapat 'Fossil of the Day' di COP30, Tanda Bahaya untuk Masa Depan Iklim?
Inovatif! Program SMILE Eco Bhinneka Bantu Warga Solo Selatan Naik Kelas Lewat Kemasan Daur Ulang