HUKAMANEWS GreenFaith - Di tengah krisis lingkungan yang kian mengancam, dakwah Islam ternyata menyimpan kekuatan moral dan spiritual untuk memulihkan bumi. Pesan itulah yang disampaikan oleh Hening Parlan, Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia, dalam Seminar Internasional Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, Kamis (23/10/2025).
Dengan tema “Eco-Theology and Islamic Communication: Reclaiming The Sacred Responsibility for Earth”, seminar ini mengajak sivitas akademika menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga alam bukan sekadar tanggung jawab sosial, melainkan amanah ilahi.
“Kita harus mengomunikasikan pesan lingkungan bukan dengan rasa takut, tetapi dengan cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya. Itulah makna sejati dari tanggung jawab suci atas bumi,” ujar Hening Parlan dalam sesi pemaparannya yang disambut hangat peserta.
Dakwah yang Ramah Bumi
Sebagai aktivis lingkungan dan pegiat lintas iman, Hening menekankan pentingnya komunikasi Islam sebagai instrumen perubahan sosial. Menurutnya, dakwah harus dikemas secara kontekstual agar relevan dengan isu-isu ekologis yang dihadapi umat.
Ia mencontohkan sejumlah gerakan dakwah hijau yang bisa dilakukan komunitas Muslim, seperti green masjid, khutbah bertema ekologi, hingga kampanye digital yang mengajak perilaku ramah lingkungan.
“Komunikasi Islam bukan hanya menyampaikan ajaran agama, tapi juga menanamkan kesadaran sosial terhadap bumi. Ini bukan tren, melainkan bagian dari iman,” tegasnya.
Hening juga mengingatkan bahwa umat Islam memiliki landasan kuat dalam Al-Qur’an tentang keseimbangan alam dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah. Maka, menjaga lingkungan adalah bentuk ibadah yang menghadirkan kedamaian bagi seluruh ciptaan.
Integrasi Ilmu dan Iman
Kegiatan bergengsi ini dibuka secara khidmat oleh Dr. Anas Habibi Ritonga, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan. Dalam laporannya, ia menegaskan bahwa seminar internasional ini menjadi ruang ilmiah progresif untuk menjawab tantangan global dari perspektif Islam.
“Tema ini menyatukan dua aspek fundamental—teologi dan komunikasi Islam—dalam menjawab krisis lingkungan yang tengah kita hadapi,” ujarnya.
Dekan FDIK, Dr. Magdalena, M.Ag., menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata visi fakultas untuk melahirkan dakwah yang responsif terhadap isu kemanusiaan dan lingkungan. Ia mendorong dosen dan mahasiswa menjadikan dakwah sebagai gerakan sosial yang peduli pada ekologi.
“Sebagai insan akademik, kita memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk menebarkan pesan Islam yang ramah lingkungan,” katanya.
Artikel Terkait
Pelatihan Keadilan Iklim untuk Pemuda Lintas Iman di Pontianak Lahirkan Rencana Aksi Rumah Ibadah Ramah Lingkungan
GreenFaith Indonesia dan Institut Dayakologi Satu Visi Menjaga Hutan dan Merawat Iman
Suara Iman dari Pontianak: Menyatukan Langkah Lintas Agama untuk Bumi yang Berkeadilan
Transisi Energi di Mata Gen Z: Saatnya “Draw the Line” Menjelang COP30
Saat Narasi Iman dan Krisis Iklim Bertemu di Ruang Media, Suara Agama Jadi Energi Perubahan
Menakar Arah Investasi Hijau: Saat Sektor Keuangan Jadi Penentu Masa Depan Iklim