HUKAMANEWS 1000 Cahaya - Di tengah riuhnya denyut Kota Yogyakarta, sebuah sekolah dasar sederhana di Demangan, Gondokusuman, justru tampil sebagai pionir dalam mengintegrasikan pendidikan dengan kesadaran ekologis. SD Muhammadiyah Sapen, sejak 2015, mengukuhkan diri sebagai pelopor Green School—sekolah hijau yang menekankan keberlanjutan, kebersihan, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Konsep Green School tidak sekadar menghadirkan ruang belajar yang rindang dan nyaman, tetapi juga menanamkan nilai bahwa menjaga bumi merupakan bagian penting dari pendidikan. Tujuan akhirnya jelas, yakni melahirkan generasi peduli lingkungan, tangguh menghadapi tantangan global, dan mampu melahirkan solusi berkelanjutan.
Lingkungan Belajar yang Kondusif
Atmosfer belajar yang hijau dan tertata rapi menjadi fondasi program ini. Kepala Humas SD Muhammadiyah Sapen, Ilman Soleh, menekankan bahwa penataan fisik sekolah merupakan titik awal menuju perubahan.
Halaman sekolah dipenuhi pot tanaman keras, kelas dirancang ramah lingkungan, dan setiap sudut mencerminkan kesan sejuk.
“Lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan peserta didik mengembangkan diri secara optimal, baik dari sisi akademik maupun karakter,” ujar Ilman.
Kenyamanan yang tercipta dari suasana hijau bukan hanya mendukung konsentrasi belajar, melainkan juga menanamkan rasa memiliki terhadap lingkungan.
Siswa dididik untuk memahami bahwa sekolah bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang hidup yang harus dijaga bersama.
Menyelaraskan Pendidikan dan Nilai Islam
Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, konsep Green School di Sapen berpijak pada nilai Islam, khususnya prinsip Rahmatan lil Alamin.
Nilai tersebut diterjemahkan dalam aktivitas sederhana: menanam pohon, menjaga kebersihan, menghemat energi, hingga melibatkan orang tua dalam gerakan peduli lingkungan.
Pendekatan ini menegaskan visi pendidikan Muhammadiyah yakni memadukan ilmu pengetahuan dengan ajaran agama, membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran moral untuk menjaga bumi sebagai amanah Tuhan.
Dari Edukasi Menuju Aksi Nyata
Pilar utama program Green School di SD Muhammadiyah Sapen adalah penerapan prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Ketiga konsep ini bukan jargon kosong, melainkan dijalankan dalam rutinitas harian siswa.
Untuk reduce, sekolah melarang penggunaan plastik sekali pakai. Siswa dianjurkan membawa tumbler dan wadah makan sendiri, sekaligus menghemat energi listrik dan air.
Pada aspek reuse, barang-barang bekas seperti botol plastik dan karton diubah menjadi kerajinan atau alat peraga. Buku dan pakaian bekas disalurkan kepada masyarakat sekitar, memperkuat nilai kepedulian sosial.
Artikel Terkait
Jadi Gugatan Iklim Pertama di Swiss, Suara Kecil Pulau Pari Menantang Raksasa Semen Holcim
Dari Al Qur’an hingga Laudato Si: Pesan Lintas Iman untuk Pulau Pari
CEMERLANG, Iktiar PRM Slerok Tegal Mengubah Sampah Jadi Berkah
Ekoteologi dan Krisis Lingkungan: Menemukan Titik Temu Agama dan Bumi
Sidang Gugatan Iklim Warga Pulau Pari terhadap Holcim Dimulai di Swiss
Air Wudhu, Cahaya Surya, dan Jelantah: Ikhtiar Ekologi dari PRM Getassrabi Kudus