Panjang satu bilah turbinnya bahkan mencapai 60 meter—sekitar satu setengah kali panjang pesawat Boeing 737.
Dalam satu menit, turbin ini bisa berputar 15 kali, menghasilkan energi listrik dari kekuatan angin. Energi ini cukup untuk mengisi daya 4 juta ponsel secara bersamaan.
Fakta ini menunjukkan bahwa teknologi tenaga bayu bukan sekadar wacana, tapi benar-benar bisa diandalkan untuk kebutuhan harian.
Selain Sidrap, Indonesia juga sudah memiliki PLTB di Tolo (72 MW) dan Tanah Laut, Kalimantan Selatan (70 MW). Tapi ambisinya tak berhenti di situ.
Pemerintah menargetkan untuk menambah kapasitas hingga 5 GW dalam beberapa tahun ke depan, lewat pembangunan di lebih dari 16 lokasi.
Beberapa daerah yang jadi kandidat pengembangan PLTB selanjutnya antara lain Yogyakarta, Banten, Belitung, Sukabumi, Nusa Tenggara Timur, dan daerah lainnya yang punya potensi angin yang kuat dan stabil.
Dari sini kita bisa melihat, masa depan energi di Indonesia perlahan mulai bergeser.
Energi fosil yang selama ini dominan mulai digantikan oleh sumber yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Krisis Iklim Bikin Kesehatan Mental Terancam, Anak Muda dan Petani Jadi Kelompok Paling Rentan
Tentu saja, ini bukan pekerjaan mudah. Butuh investasi besar, komitmen kuat, dan kerja sama dari banyak pihak.
Tapi jika dikelola dengan tepat, potensi PLTB di Indonesia bisa jadi tumpuan penting dalam menciptakan sistem energi nasional yang lebih berkelanjutan.
Apa yang sudah dimulai di Sidrap bukan sekadar proyek pembangkit listrik biasa. Ini adalah simbol transisi, simbol kemajuan, dan simbol bahwa Indonesia bisa jadi pemain utama dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan.***
Artikel Terkait
Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi
Mengenal Santo Fransiskus dari Assisi, Ajarannya Tentang Alam Bisa Ubah Cara Pandangmu Tentang Lingkungan Hidup
Saatnya Masjid Jadi Garda Terdepan Aksi Iklim, Gerakan Hijau Dimulai dari Sini
Sangurejo dan Revolusi Hijau dari Mimbar, Ketika Framing Agama Jadi Motor Aksi Lingkungan
Tanpa Teknologi, Masyarakat Adat Ternyata Punya Cara Ampuh Jaga Bumi, Saatnya Kita Belajar dari Mereka untuk Solusi krisis iklim