Ini adalah perasaan kehilangan dan sedih karena lingkungan tempat tinggal yang rusak atau berubah drastis akibat krisis iklim.
Misalnya, kamu tinggal di daerah yang dulunya asri tapi sekarang penuh polusi, atau bahkan harus pindah karena daerahmu udah nggak layak huni.
Nah, rasa sedih yang muncul itu termasuk solastalgia.
Perasaan ini bisa memicu stres jangka panjang, terutama kalau kamu kehilangan koneksi emosional dengan tempat yang kamu anggap rumah.
Terus, Apa yang Bisa Kita Lakuin?
Nggak perlu nunggu jadi aktivis untuk ikut ambil peran.
Baca Juga: Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi
Kamu bisa mulai dari langkah kecil yang berdampak besar, kayak mengurangi sampah plastik, ikut tanam pohon, atau kampanye soal krisis iklim lewat media sosial.
Ini disebut sebagai aksi kesehatan planetari, yakni tindakan nyata untuk menjaga kesehatan bumi dan sekaligus kesehatan mental kita.
Kesehatan bumi dan kesehatan manusia itu saling terkait.
Kalau kita biarin bumi rusak, kita juga yang bakal merasakan dampaknya, baik secara fisik maupun mental.
Jadi, jangan anggap sepele. Krisis iklim bukan cuma soal lingkungan, tapi juga soal batin kita yang makin tertekan.
Baca Juga: Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Kalau kamu merasa overwhelmed atau cemas, itu valid kok. Tapi jangan berhenti di situ.
Yuk, bareng-bareng cari cara buat tetap waras di tengah situasi yang makin panas.
Artikel Terkait
Timbulsloko Hilang Ditelan Laut! Bukti Nyata Krisis Iklim yang Mengancam Ribuan Desa Pesisir
Rahasia Leluhur Sunda dalam Menjaga Alam, Pesan Kuno yang Bisa Selamatkan Lingkungan Hari Ini!
Menggalang Kolaborasi Lintas Agama untuk Perlindungan Hutan Tropis dan Masyarakat Adat di Indonesia
Perempuan dan Hutan: Spiritualitas yang Menyatukan Kehidupan dalam Menghadapi Krisis Lingkungan
5 Masjid dengan Desain Ramah Lingkungan, Inovasi Hijau yang Perkuat Keimanan dan Kepedulian Umat!