Ketidakadilan krisis iklim menjadi jelas ketika generasi muda harus menanggung dampaknya.
Namun, seperti yang dikatakan Diah Ayu Prawitasari dalam The Conversation Indonesia, sentimen generasi tidak menyelesaikan masalah.
Fokus seharusnya berada pada upaya kolektif untuk mengatasi akar permasalahan krisis iklim.
Edith Brown Weiss (1992) menawarkan konsep keadilan antargenerasi sebagai solusi.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Rempang: Ketegangan Warga dan PT MEG Memuncak
Menurut Weiss, kita memiliki kewajiban moral untuk mewariskan bumi dalam kondisi yang baik kepada generasi mendatang.
Prinsip ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan saat ini dengan kelestarian bumi.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, atau menghemat energi adalah langkah awal yang bermakna.
Generasi Z, meskipun paling terdampak, juga memiliki peluang besar untuk memimpin perubahan.
Mereka tumbuh di era digital dengan akses informasi yang lebih luas, memberikan peluang untuk menyebarkan kesadaran dan memulai aksi nyata.
Krisis iklim adalah tanggung jawab bersama.
Apa yang kita lakukan hari ini menentukan masa depan bumi.
Ayo, jangan biarkan krisis iklim menjadi warisan buruk bagi generasi mendatang.
Artikel Terkait
Krisis Iklim Tidak Hanya Menghancurkan Bumi, tetapi Juga Merusak Kesehatan Mental
Pensiun Dini PLTU Batubara di Indonesia Bisa Cegah 182 Kematian Akibat Polusi dan Hemat Anggaran Triliunan Rupiah
Cerita Rakyat Mengakses Keadilan Iklim: Suara dari Akar Rumput untuk Masa Depan Bumi
Hening Parlan Raih Planet Award 2024, Inspirasi Hijau Indonesia untuk Dunia
Bumi Borneo Menjerit! Forum Lintas Agama Serukan Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim