Kedua, penghormatan terhadap hak-hak masyarakat yang terdampak oleh kerusakan lingkungan akibat aktivitas industri.
Ketiga, pentingnya pengembangan dan penggunaan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan.
Para tokoh agama ini mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama melawan krisis iklim demi masa depan yang lebih baik.
Mereka menekankan bahwa upaya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau kelompok tertentu, tetapi merupakan kewajiban bersama seluruh umat manusia.
Baca Juga: Budi Arie Diperiksa Bareskrim, Ada Dugaan Keterlibatan di Kasus Judi Online, Benarkah?
Kalimantan Selatan, dengan segala keindahan dan kekayaannya, kini berada di persimpangan jalan.
Pilihan ada di tangan kita: terus mengeksploitasi alam hingga titik kehancuran, atau beralih ke cara hidup yang lebih berkelanjutan dan harmonis dengan alam.
Seruan dari Bumi Borneo ini menjadi pengingat bahwa krisis iklim adalah darurat kemanusiaan yang harus segera ditangani.
Dengan bersatu dan mengambil tindakan nyata, kita masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan planet ini bagi generasi mendatang.***
Artikel Terkait
Emisi Karbon Global Melonjak di 2024, Dunia di Ambang Krisis Iklim
Krisis Iklim Tidak Hanya Menghancurkan Bumi, tetapi Juga Merusak Kesehatan Mental
Pensiun Dini PLTU Batubara di Indonesia Bisa Cegah 182 Kematian Akibat Polusi dan Hemat Anggaran Triliunan Rupiah
Cerita Rakyat Mengakses Keadilan Iklim: Suara dari Akar Rumput untuk Masa Depan Bumi
Hening Parlan Raih Planet Award 2024, Inspirasi Hijau Indonesia untuk Dunia