HUKAMANEWS Greenfaith - Kalimantan Selatan, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas industri ekstraktif, terutama pertambangan batubara.
Dampak dari kegiatan ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati yang menjadi ciri khas pulau ini.
Bencana banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan pada tahun 2021 menjadi bukti nyata kerusakan yang ditimbulkan.
Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh bencana tersebut sangat besar, belum lagi penderitaan yang dialami oleh masyarakat setempat.
Pada 28 Oktober 2024, sebuah forum lintas agama digelar untuk merespons krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Tokoh-tokoh agama dari berbagai kepercayaan berkumpul dan menekankan pentingnya pendidikan lingkungan serta perubahan gaya hidup yang lebih sederhana, sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
Mereka menyerukan penghentian industri ekstraktif dan mendorong transisi ke energi bersih yang lebih ramah lingkungan.
Forum ini juga mendesak pemerintah untuk segera menghentikan pemberian izin pertambangan yang merusak lingkungan.
Baca Juga: Nilai Rupiah Terjun Bebas ke Rp16.254 per Dolar AS, Ada Apa dengan Bank Indonesia?
Selain itu, mereka menekankan pentingnya memasukkan pendidikan mengenai perubahan iklim ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Hal ini dianggap krusial untuk membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga kelestarian bumi.
Seruan keadilan iklim yang disampaikan dalam forum tersebut menegaskan beberapa prinsip utama.
Pertama, kesakralan bumi sebagai tempat tinggal bersama yang harus dijaga kelestariannya.
Baca Juga: Seruan Warganet di X, Protes Turun ke Jalan Sampai Menang untuk Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
Artikel Terkait
Emisi Karbon Global Melonjak di 2024, Dunia di Ambang Krisis Iklim
Krisis Iklim Tidak Hanya Menghancurkan Bumi, tetapi Juga Merusak Kesehatan Mental
Pensiun Dini PLTU Batubara di Indonesia Bisa Cegah 182 Kematian Akibat Polusi dan Hemat Anggaran Triliunan Rupiah
Cerita Rakyat Mengakses Keadilan Iklim: Suara dari Akar Rumput untuk Masa Depan Bumi
Hening Parlan Raih Planet Award 2024, Inspirasi Hijau Indonesia untuk Dunia