Selain itu, keterlibatan masyarakat adat dalam menjaga hutan, dukungan kepada pelaku usaha hijau, dan transparansi dalam perdagangan karbon harus menjadi bagian dari strategi besar. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa pendanaan internasional digunakan secara tepat guna untuk mendukung proyek keberlanjutan.
Hingga kini, tindakan nyata untuk memangkas karbon masih jauh dari ekspektasi. Retorika sering kali terdengar lebih kuat daripada aksi. Dengan dampak perubahan iklim yang semakin nyata, Indonesia tidak punya pilihan selain bertindak sekarang. Tanpa langkah tegas, peluang untuk melindungi alam dan generasi mendatang akan semakin sulit dicapai.
Krisis iklim bukan lagi sekadar ancaman masa depan, melainkan sudah menjadi realitas saat ini. Pilihan ada di tangan pemerintah: membuktikan komitmen atau kehilangan kesempatan emas untuk menyelamatkan bumi dan masa depan rakyatnya.***
Artikel Terkait
GreenFaith Siap Dampingi Warga Jatayu Berjuang Menuntut Penutupan PLTU Indramayu
GreenFaith Indonesia and the Push for a Just Energy Transition in West Java: Climate Justice as a Collective Responsibility
Cuaca Ekstrem Guncang Dunia! Peringatan Keras dari Bumi untuk Kita Semua, Alarm Krisis Iklim Makin Nyata
Hutan Wakaf hingga Fatwa Hijau Menggema di COP29, Aksi Nyata Muhammadiyah Lawan Perubahan Iklim
Hening Parlan, Merajut Keimanan dan Keberlanjutan Lingkungan untuk Selamatkan Bumi
COP29 Azerbaijan Resmi Ditutup, Hasil KTT Iklim Mengecewakan