HUKAMANEWS - Libur panjang Idul Fitri biasanya jadi momen penuh harapan, bukan cuma buat silaturahmi, tapi juga untuk melihat arah pasar saham yang segar setelah jeda.
Namun, alih-alih membawa semangat baru, hari pertama perdagangan setelah libur justru bikin para pelaku pasar tercengang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas hingga minus 9 persen, bikin banyak investor gigit jari.
Kejadian ini langsung menimbulkan kekhawatiran, bukan cuma di lantai bursa, tapi juga di kalangan masyarakat umum.
Pasalnya, fluktuasi besar seperti ini bisa berdampak langsung ke ekonomi nyata, termasuk nilai investasi dana pensiun dan reksa dana milik masyarakat.
Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: seberapa besar efek riil dari kejatuhan IHSG ini terhadap keuangan rakyat?
Padahal sebelum libur Lebaran, IHSG sempat menorehkan performa positif.
Pada penutupan perdagangan 27 Maret 2025, IHSG mencatat kenaikan 0,59 persen.
Sektor properti memimpin dengan lonjakan 1,75 persen, disusul sektor manufaktur yang naik 1,35 persen dan industri dasar sebesar 0,72 persen.
Itu artinya, pasar sempat optimistis menjelang liburan.
Sayangnya, situasi global tidak mendukung.
Selama libur Idul Fitri, pasar saham dunia mengalami koreksi cukup dalam.