bisnis

IHSG Anjlok Bukan Karena Sri Mulyani, tapi Beban Utang yang Tak Terbendung

Minggu, 23 Maret 2025 | 22:00 WIB
Investor cemas, IHSG ambruk akibat utang yang makin besar. (HukamaNews.com / Net)

Uchok menilai bahwa jika pemerintah ingin mengembalikan stabilitas pasar dan menarik kembali investor, maka transparansi dalam pengambilan kebijakan harus segera diterapkan.

IHSG yang terjun bebas pada Selasa pagi juga dipengaruhi oleh sentimen global, termasuk sikap pelaku pasar yang masih menunggu kebijakan dari The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed.

Di tengah kondisi pasar yang bergejolak, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan perusahaan melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk menahan tekanan di pasar.

Sejak September 2024, tekanan terhadap IHSG semakin terlihat. Penurunan indeks yang mencapai 1.682 poin atau minus 21,28 persen dari posisi tertinggi mencerminkan besarnya tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia.

Baca Juga: 650 Ribu Tiket Terjual H -8 Idul Fitri di Stasiun Gambir Jakarta

Meskipun buyback saham menjadi solusi jangka pendek, ketidakpastian ekonomi akibat tingginya beban utang masih menjadi ancaman utama bagi stabilitas pasar modal.

Dalam kondisi seperti ini, langkah nyata yang dibutuhkan bukan hanya sekadar wacana efisiensi, tetapi keberanian untuk membuka data ekonomi secara transparan dan melibatkan publik dalam setiap kebijakan strategis.

Jika tidak, kepercayaan investor akan semakin luntur dan IHSG berpotensi mengalami tekanan yang lebih dalam di masa depan.***

 

Halaman:

Tags

Terkini