HUKAMANEWS - Tinggal 10 hari lagi Lebaran Idul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin tinggi meski perekonomian diakui tengah lesu dengan daya beli yang turun. Fenomena ini menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK memprediksi permintaan pembiayaan produk buy now pay later oleh perusahaan pembiayaan akan meningkat menjelang Lebaran 2025. Tak hanya itu, pinjaman daring atau fintech peer to peer (P2P) lending juga diproyeksikan akan meningkat.
Menanggapi hal ini, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperingatkan adanya risiko peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) akibat lonjakan permintaan produk BNPL maupun pinjaman daring.
Menurut Huda, tren peningkatan pembiayaan pay later dan fintech lending memang sudah menjadi siklus tahunan selama periode Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: UU TNI dan Bahaya Delegitimasi Kekuasaan: Lampu Kuning untuk Pemerintahan Prabowo
“Mulai Lebaran itu pasti permintaan naik, bukan hanya BNPL, tapi juga pinjaman daring sampai transaksi gadai,” kata dia ketika ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta,
Lonjakan permintaan pay later dan fintech lending ini, ungkap Huda, beriringan dengan perubahan pola penggunaan teknologi. Sebelum masyarakat menggunakan teknologi finansial, mereka juga sudah terlebih dahulu mencari pinjaman secara konvensional.
“Dulu mungkin mereka ketika mau Lebaran mencari pinjaman ke tetangga. Sekarang masyarakat lebih suka pinjam dengan menggunakan gadget mereka, entah itu BNPL atau pinjaman daring,” ucapnya.
Baca Juga: vivo X200 Pro Dapatkan Update Software Maret 2025, Bawa Peningkatan Stabilitas dan Keamanan
Satu hingga dua bulan setelah Lebaran, Huda melanjutkan, biasanya rasio NPF meningkat, sebelum kembali mengalami penurunan.
“NPF-nya pasti akan naik, setelah Lebaran tingkat gagal bayarnya akan cukup meningkat, terutama untuk pay later yang bukan dari bank,” ujarnya. Hal ini lantaran nasabah produk BNPL perbankan lebih sedikit dan proses pelaksanaannya lebih ketat dibandingkan BNPL perusahaan pembiayaan.
Ia pun menegaskan masyarakat perlu memilah dan memprioritaskan kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran dengan lebih bijak. Konsumsi yang bukan prioritas, sebisa mungkin ditahan.****