Heboh Fenomena Rohana dan Rojali Makin Ramai di Mall, Tanda Warga Kota Cuma Bisa Liat-Liat Tanpa Kuras Isi Dompet?

photo author
- Rabu, 30 Juli 2025 | 10:00 WIB
Daya beli anjlok, warga kota beralih ke pola Rohana-Rojali, tanda ekonomi perkotaan sedang tidak baik-baik saja. (HUkamaNews.com / Net)
Daya beli anjlok, warga kota beralih ke pola Rohana-Rojali, tanda ekonomi perkotaan sedang tidak baik-baik saja. (HUkamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Fenomena belanja “Rohana” (rombongan hanya nanya) dan “Rojali” (rombongan jarang beli) yang viral belakangan ini, ternyata menyimpan pesan serius soal kondisi ekonomi masyarakat di kota-kota besar.

Di balik candaan dan viralnya istilah ini di media sosial, tersimpan potret nyata tentang tekanan ekonomi yang dialami warga perkotaan.

Tak sedikit masyarakat yang hanya mampir ke pusat perbelanjaan untuk sekadar melihat-lihat tanpa melakukan transaksi.

Bukan karena mereka tak mau belanja, tapi karena daya beli yang semakin melemah akibat penghasilan stagnan dan harga kebutuhan pokok yang terus meroket.

Baca Juga: Waspada Jangan Asal Beli! Ini 16 Kosmetik Berbahaya yang Dilarang BPOM, Cek Daftarnya di Sini

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, menyebut fenomena ini bukan sekadar tren gaya belanja, tapi cermin dari meningkatnya tekanan ekonomi di masyarakat urban.

Kondisi ini perlu jadi perhatian serius karena bisa berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam diskusi yang digelar pada Rabu, 30 Juli 2025, Abra menyebutkan bahwa angka kemiskinan di wilayah perkotaan justru mengalami kenaikan, dari 6,66 persen pada September 2024 menjadi 6,73 persen pada Maret 2025.

Angka ini menunjukkan bahwa program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah belum mampu menyentuh akar masalah di daerah urban.

Penyebab utama lonjakan ini dipicu oleh naik-turunnya harga kebutuhan pokok, biaya transportasi yang meningkat, serta harga hunian yang kian tak terjangkau.

Baca Juga: Kepepet Ambil Uang di ATM, Pria Ini Kaget Uang Gak Bisa Diambil, Jawaban Orang Bank Dibekukan Tunggu 20 Hari, Bener-bener Nyusahin!

Warga kota yang mayoritas menggantungkan hidup dari sektor informal, kini mulai merasakan tekanan hebat karena pendapatan tak sebanding dengan kenaikan biaya hidup.

Kondisi ini lantas mengubah perilaku konsumsi masyarakat.

Jika sebelumnya masyarakat masih menyisihkan uang untuk hiburan atau kebutuhan sekunder seperti pakaian, kini semua difokuskan untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal.

Pusat-pusat perbelanjaan pun ikut terdampak, karena berkurangnya minat belanja masyarakat akibat lesunya daya beli.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X