Selain itu, diperlukan juga kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memastikan bahwa transisi ini dapat berjalan dengan lancar.
Eniya Listiani Dewi mengakui bahwa diperlukan investasi yang signifikan untuk mempersiapkan infrastruktur dan logistik yang memadai.
Namun, ia optimis bahwa dengan kerjasama yang baik antara berbagai pihak, tantangan ini dapat diatasi. “Industri harus mempersiapkan, investasi butuh modal juga,” ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku industri tentang manfaat dan pentingnya penggunaan biodiesel.
Diharapkan dengan adanya dukungan yang kuat dari seluruh elemen masyarakat, implementasi mandatori B40 dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang maksimal bagi bangsa dan negara.
Dengan rencana implementasi mandatori biodiesel B40 pada Januari 2025, Indonesia semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung energi terbarukan dan berkelanjutan.
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Tantangan yang ada tentunya harus dihadapi dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam hal penerapan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon.
Sebagai langkah awal, mari kita dukung dan awasi bersama agar implementasi biodiesel B40 ini dapat berjalan sesuai rencana, membawa manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.***