Sebagai nasabah, petani juga tak selamanya tertib. Ada saja yang berulah nakal seperti menunggak bayar kredit. Mengingatkan mereka, kata Masril, tak gampang. Selalu ada saja alasan untuk berkelit. Tapi, dia tak kurang akal. Layaknya bank resmi, yang berulah mendapat surat teguran. "Suratnya diketik seperti surat-surat dari bank. Karena harus hemat, surat teguran dibuat dari satu kertas folio dibagi empat," ujarnya.
Langkah itu ternyata tidak selalu. Banyak yang masih membangkang. Bila sudah sampai tahap itu, Masril terpaksa menggunakan jurus andalan. Dia mencatat nama-nama nasabah bandel, lalu mengumumkannya melalui pengeras suara masjid. "Biasanya, kalau sudah diumumkan di masjid, malu dia," tegasnya.
Baca Juga: Menikmati Camping Ground di Bunder Lab Bogor
Sukses LKMA Diadopsi Kementan
Dengan keberhasilan tersebut, ide itu diadopsi Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi program nasional dengan mencanangkan pembentukan 10 ribu lembaga keuangan pertanian di seluruh Indonesia. "Saya yang bukan orang sekolahan diundang tim menteri pertanian untuk mendiskusikan hal itu di Jakarta dan Padang," ungkap Masril mengenang.
Melalui program pengembangan usaha agrobisnis pedesaan (PUAP), akhirnya Kementan mengucurkan bantuan pembentukan LKMA melalui gabungan kelompok tani (gapoktan) sebesar Rp 100 juta per unit. Dana tersebut diambilkan dari program PMPN Mandiri di bidang pertanian.
Saat ini, Masril berhasil mendirikan kurang lebih 580 LKMA yang tersebar di se-antero Sumatera Barat dengan aset mencapai Rp100 miliar yang sampai sekarang berjalan dengan baik. Di luar itu, masih ada 50 unit LKMA yang didirikan dengan modal swadaya para petani.
Baca Juga: Mengulik Sejarah Ketupat yang Penuh Makna
"LKMA terkecil saat ini beraset Rp 200 juta, sedangkan yang terbesar mencapai Rp 2 miliar," kata Masril.
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Jawa Barat, Bengkulu, dan Bali bahkan mengundang Masril untuk berbagi cerita tentang pengelolaan LKMA. "Banyak juga undangan langsung dari petani," ujarnya.
Bank Indonesia Sumbar juga mengundang Masril untuk memberikan training kepada karyawan lembaga keuangan mikro (LKM) tentang pendekatan baru dalam melayani nasabah. Dia merasa bangga idenya berjalan baik dan dapat membantu para petani.
Baca Juga: Enam Ramuan Tradisional Penurun Kolesterol
Berkat prestasinya tersebut, Masril Koto mendapat penghargaan 'Man of the Years From West Sumatera' pada tahun 2010. Kemudian, dia mendapat penghargaan 'Danamon Awards' dan tampil di acara 'Kick Andy'.
Tapi dia tak mau berpuas diri. Masril yang kini sering tak sempat mengurus kebun, sawah, dan ternaknya, masih memiliki banyak ide lain yang ingin direalisasikan. Di antaranya, membuat asuransi dan dana pensiun untuk para petani. Dia juga ingin membuat skim khusus pembiayaan untuk pertanian organik.
Sumber: sisibaik.id