Beberapa modus yang sering dipakai meliputi:
- Email palsu dari “kerabat atau teman” yang meminta bantuan karena “sedang dalam masalah.”
- Pesan tentang hadiah atau lotre palsu yang mengharuskan korban untuk memasukkan data pribadi di situs palsu.
- Pesan bank palsu yang memberitahu perubahan biaya atau status akun dan mengarahkan korban untuk login melalui tautan yang ternyata adalah jebakan.
Kasus terbaru bahkan melibatkan bank besar di Indonesia, seperti Bank BRI.
Pada 2022, seorang nasabah di Sumatera Barat mengalami kerugian hingga Rp 1,1 miliar setelah mengklik tautan phishing yang menyamar sebagai informasi resmi bank.
Sang korban tanpa sadar memasukkan username dan password, yang langsung disalahgunakan oleh pelaku untuk menguras dana rekeningnya.
Baca Juga: Pernah Kehilangan Barang Berharga atau Dicuri dan Ingin Menuntut Kembali? Inilah Ketentuannya!
Cara Mencegah Phishing
Berikut beberapa langkah efektif yang bisa kita terapkan untuk menghindari jebakan phishing:
1. Jangan Kirim Informasi Sensitif via Email atau Pesan
Perusahaan tepercaya tak akan meminta informasi pribadi seperti nomor kartu kredit atau kata sandi via email. Jadi, hati-hati jika ada pesan yang meminta data sensitif.
2. Gunakan Antivirus Terpercaya dan Selalu Update
Software antivirus yang ter-update akan membantu mendeteksi situs palsu dan email berbahaya, serta mencegah malware yang bisa mencuri data.