Ketiga, mendorong seluruh pemimpin umat agama untuk mengambil peran penting dengan mengadakan gerakan yang didasari pada keimanan masing-masing dan direfleksikan dalam kegiatan keumatan untuk menjaga, melindungi dan melestarikan lingkungan serta mendorong seluruh umatnya untuk tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan sebagai warisan bagi generasi yang akan datang.
Baca Juga: Marak gagal ginjal akut, batasi konsumsi soft drink pada anak
Hening menyatakan, banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia, selama ini merupakan bentuk nyata dari dampak krisis iklim, yang telah mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
Oleh karenanya, sebelum pelaksanaan Konferensi Dunia tentang Perubahan Iklim (COP27) di Mesir serta KTT G20 di Bali pada bulan November tahun ini, GreenFaith bersama-sama dengan umat beragama di seluruh dunia melakukan aksi bersama “Faiths for Climate Justice” atau Iman untuk Keadilan Iklim.
Di Indonesia, kegiatan aksi damai ini, sengaja dipilih bertepatan dengan momentum hari Sumpah Pemuda dan juga ibadah Jumat.
Baca Juga: 96 Orang Ikuti Seleksi Wawancara Sebagai Calon Panwaslu Kecamatan Se Kota Semarang
“Sehingga diharapkan spirit persatuan Hari Sumpah Pemuda bisa menjadi intisari kerjasama kelompok Umat agama ini dalam hal mengajak, mendorong, dan mengedukasi masyarakat untuk pemanfaatan energi alternatif serta mengurangi risiko perubahan iklim, agar tercapai net-zero secara global pada 2050 nant,” tutupnya.***