Daerah yang kini menjadi fokus evakuasi mencakup:
- Medan Johor
- Medan Selayang
- Medan Maimun
- Medan Baru
- Medan Sunggal
- Medan Polonia
- Medan Petisah
- Medan Helvetia
- Medan Labuhan
- Medan Marelan
Sejumlah warga mengeluhkan banjir yang datang lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, diduga diperparah oleh intensitas hujan ekstrem, buruknya drainase, serta sedimentasi sungai yang belum terselesaikan.
Di Tengah Banjir, Muncul Isu Kelangkaan BBM: Wali Kota Tegaskan Stok Aman
Di tengah situasi darurat, warga Medan sempat digegerkan dengan isu potensi kelangkaan BBM akibat terkendalanya pendistribusian dari Pelabuhan Belawan.
Beberapa SPBU terpantau mengular, memunculkan kekhawatiran bahwa bencana banjir berpotensi memicu krisis logistik energi.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Medan, Rico Waas, menegaskan bahwa stok BBM di Kota Medan aman , meski distribusi memang sempat terhambat karena cuaca buruk dan akses jalan yang terendam.
“Kami menghimbau masyarakat kota Medan untuk tidak panik,” ujar Rico di Rumah Dinas Wali Kota, Sabtu malam.
Pertamina, lanjut Rico, telah memastikan pasokan BBM tetap mencukupi, namun hambatan di Pelabuhan Belawan membuat kapal penyuplai tidak bisa bongkar muat tepat waktu.
Selain cuaca buruk, faktor banjir yang merendam sejumlah ruas jalan utama juga menyulitkan armada distribusi mencapai SPBU.
Rico meminta masyarakat tidak melakukan panic buying, agar suplai BBM dapat didistribusikan merata ke seluruh titik.
Banjir Medan Mengulang Pola Lama yang Belum Tuntas Ditangani
Peristiwa banjir tahun ini semakin mempertegas persoalan klasik yang belum terselesaikan di Medan:
- Kapasitas drainase kota yang tidak memadai.
- Sedimentasi Sungai Deli dan Sungai Babura yang terus menumpuk.
- Pertumbuhan permukiman yang melampaui daya dukung lingkungan.
- Minimnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan.