nasional

Viral Video Penjarahan Minimarket di Tapanuli BNPB Ungkap Fakta Aslinya: Warga Berebut Logistik karena Lapar

Minggu, 30 November 2025 | 13:00 WIB
Warga menyerbu minimarket akibat kelangkaan logistik di Tapanuli Tengah dan Sibolga. (HukamaNews.com / Tangkapan layar Instagram @sumutnusantara)

“Bukan niat jahat. Mereka takut, lapar, mungkin sudah beberapa jam atau bahkan beberapa hari tidak makan sehingga terlihat seperti penjarahan,” ujarnya dalam konferensi pers Jumat sore, 29 November 2025.

Ia bahkan memerintahkan tim untuk memberikan logistik tersebut langsung kepada warga.
Setelah diberi penjelasan bahwa bantuan akan terus dikirim, situasi mulai bisa dikendalikan.

Perintah ini menunjukkan pendekatan humanis BNPB, sekaligus menegaskan bahwa situasi di lapangan memang kritis, terutama di daerah yang terisolasi akibat jalur putus.

Kendala Besar: Jalur Putus, Logistik Terbatas, dan Wilayah Terisolasi

BNPB mengakui bahwa distribusi bantuan belum optimal.

Kapasitas pengangkutan yang terbatas membuat bantuan tidak bisa langsung menjangkau seluruh titik terdampak, terutama wilayah yang terputus dari sisi darat.

Di beberapa lokasi, seperti jalur Banda Aceh–Lhokseumawe, akses masih benar-benar terputus.

Akibatnya, pengiriman bantuan hanya bisa dilakukan melalui udara, yang kapasitasnya jauh lebih kecil dibanding jalur darat.

Suharyanto menegaskan bahwa kondisi ini menyebabkan persepsi penundaan distribusi bantuan, padahal tim terus mengirim barang sesuai kemampuan kapasitas harian.

Update Terbaru: Bantuan Mulai Mengalir, Situasi Berangsur Kondusif

Per 29 November 2025, BNPB memastikan bahwa bantuan telah masuk ke Tapanuli Tengah dan Sibolga meski dalam jumlah terbatas.

Untuk Sibolga, bantuan darurat yang sudah dikirim meliputi:

- 200 paket sembako

- 200 paket makanan siap saji

- 1 tenda pengungsian

Halaman:

Tags

Terkini