Survei berjudul “Polemik Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Tahun 2025” ini dilakukan melalui tele-survei kepada 1.200 responden di 38 provinsi pada 1–8 November 2025. INSS menyatakan survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen.
Hasil survei INSS memperlihatkan bagaimana persepsi publik terhadap Soeharto kini lebih kompleks dan berlapis.
Di satu sisi, ada apresiasi tinggi terhadap kontribusinya dalam pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional. Di sisi lain, kritik terhadap isu HAM dan KKN tetap diingat sebagai bagian dari sejarah bangsa.
Fenomena ini menunjukkan bahwa penilaian sejarah bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus bergerak seiring perubahan generasi dan kondisi sosial.
Pada akhirnya, publik berharap proses penetapan gelar pahlawan bagi figur mana pun dilakukan secara objektif, transparan, dan bebas dari kepentingan politik.***