HUKAMANEWS – Survei nasional terbaru tentang gelar pahlawan kembali memicu perdebatan publik, namun tren opini kali ini menunjukkan perubahan besar.
Dalam survei INSS, mayoritas warga Indonesia, 84 persen menilai Soeharto layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Temuan ini menempatkan persepsi sejarah, kebijakan pembangunan, dan memori kolektif sebagai faktor yang kini lebih dominan dalam penilaian publik.
Di tengah dinamika politik dan ingatan masa Orde Baru yang masih membekas, hasil survei ini menjadi indikator bahwa narasi publik terhadap Soeharto semakin beragam dan tidak lagi bertumpu pada dikotomi hitam-putih.
Perubahan ini menegaskan betapa kuatnya peran pengalaman generasi, paparan digital, serta penilaian ulang terhadap stabilitas ekonomi yang pernah terjadi.
Fenomena dukungan ini juga memperlihatkan bagaimana opini publik kini lebih menyoroti nilai pragmatis seperti pembangunan dan stabilitas, ketimbang kontroversi yang selama ini melekat dalam sejarah kepemimpinan Soeharto.
Mayoritas Publik Nilai Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Hasil survei Intelligence and National Security Studies (INSS) mencatat 84,25 persen publik menyatakan setuju Soeharto diberi gelar pahlawan nasional, 8,17 persen menolak, dan 7,58 persen sisanya ragu-ragu.
Direktur Riset dan Pengembangan INSS Ahmad Rijal menyebut temuan ini sebagai indikasi adanya pergeseran cara publik membaca sejarah politik Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat kini cenderung menilai Soeharto melalui lensa keberhasilan pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional.
Baca Juga: Pemprov DKI Hapus Denda Pajak Kendaraan, Ini Cara Cepat Bayar Lewat Ponsel
Kontroversi masa lalu, kata Ahmad, tetap diakui tetapi tidak lagi menjadi faktor penentu dalam persepsi publik terhadap warisan kepemimpinannya.
Mengapa Dukungan Tinggi? Ini Faktor yang Paling Diingat Publik
INSS mencatat beberapa alasan utama yang membuat publik menilai Soeharto layak diberi gelar pahlawan nasional.
Artikel Terkait
Rp1.000 Bakal Jadi Rp1! Ini Penjelasan Lengkap Redenominasi Rupiah dan Dampaknya untuk Masyarakat
Rupiah Mau Disederhanakan? RUU Redenominasi Rp1.000 Jadi Rp1 Ditargetkan 2027, Airlangga: Belum Ada Rencana
Kabar Duka! Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Wafat, Simak Perjalanan Hidup, Kontroversi, dan Warisan yang Ditinggalkan
Fakta Mengejutkan Ledakan SMAN 72 Jakarta, Ada 3 Bom Rakitan, 1 Tak Meledak, Polisi Curigai Motif Dendam Korban Perundungan
Saat Ledakan Menghentikan Shalat Jumat di SMAN 72 Jakarta, KemenHAM Gercep Dampingi Koordinasi Lintas Lembaga untuk Pemulihan Korban