Penolakan ini menunjukkan bahwa memori kritik terhadap Orde Baru masih hidup dan relevan, terutama di kalangan akademisi, aktivis HAM, dan kelompok yang terlibat dalam reformasi 1998.
Publik Minta Penilaian Objektif & Non-Politis
Sebanyak 61,08 persen responden berpendapat bahwa persoalan HAM dan KKN di masa lalu tidak lagi menjadi penghalang dalam menilai kelayakan gelar pahlawan, selama prosesnya dilakukan secara objektif.
Bahkan 86,67 persen publik sepakat bahwa penilaian terhadap Soeharto harus bebas dari kepentingan politik.
Ahmad Rijal menegaskan bahwa masyarakat tidak menginginkan glorifikasi, tetapi penilaian objektif berdasarkan kontribusi nyata dan kajian sejarah yang adil.
Lebih lanjut, 56,83 persen responden menilai proses penetapan gelar pahlawan sebaiknya merupakan kombinasi antara survei publik dan kajian akademik, bukan keputusan sepihak dari elite politik.
Perubahan Generasi, Nostalgia Ekonomi, dan Dinamika Digital
Dari perspektif sosial-politik, dukungan besar terhadap Soeharto dipengaruhi beberapa faktor:
- Generasi muda yang tidak mengalami langsung represifnya Orde Baru, tetapi merasakan narasi “masa ekonomi stabil”.
- Ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi sekarang, sehingga memicu nostalgia kolektif.
- Tingginya konsumsi konten sejarah di media sosial, yang sering menyederhanakan narasi.
- Polarisasi politik yang membuat figur-figur lama kembali dibicarakan secara intens.
Sejumlah pengamat menilai bahwa fenomena ini tidak sekadar soal penilaian pribadi, tetapi juga refleksi ketidakpastian sosial-ekonomi yang membuat publik merindukan figur dengan citra stabilitas.
Survei Dilakukan di 38 Provinsi
Artikel Terkait
Rp1.000 Bakal Jadi Rp1! Ini Penjelasan Lengkap Redenominasi Rupiah dan Dampaknya untuk Masyarakat
Rupiah Mau Disederhanakan? RUU Redenominasi Rp1.000 Jadi Rp1 Ditargetkan 2027, Airlangga: Belum Ada Rencana
Kabar Duka! Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Wafat, Simak Perjalanan Hidup, Kontroversi, dan Warisan yang Ditinggalkan
Fakta Mengejutkan Ledakan SMAN 72 Jakarta, Ada 3 Bom Rakitan, 1 Tak Meledak, Polisi Curigai Motif Dendam Korban Perundungan
Saat Ledakan Menghentikan Shalat Jumat di SMAN 72 Jakarta, KemenHAM Gercep Dampingi Koordinasi Lintas Lembaga untuk Pemulihan Korban