HUKAMANEWS – Insiden ledakan bom rakitan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025, memicu kekhawatiran publik tentang isu perundungan di sekolah dan keamanan lingkungan pendidikan.
Ledakan yang terjadi di area masjid saat Salat Jumat ini menimbulkan kepanikan, melukai siswa dan guru, serta memunculkan sorotan tajam mengenai dugaan bom rakitan tersebut dibawa oleh seorang siswa yang disebut kerap menjadi korban perundungan.
Peristiwa ini kini masuk tahap penyelidikan intensif Polri, sementara rumah sakit menangani belasan korban yang mengalami gangguan pendengaran hingga luka bakar akibat kekuatan ledakan.
15 Korban Dirawat, Satu Diantaranya Jalani Operasi Darurat
RS Yarsi Jakarta Pusat mengonfirmasi total 15 korban ledakan bom rakitan dari SMAN 72 Jakarta telah ditangani hingga Sabtu, 8 November 2025.
Manajer Pelayanan Medis RS Yarsi, dr Irmadianti, menyebut 14 korban menjalani perawatan inap, sementara satu orang cukup mendapatkan perawatan jalan.
Mayoritas korban mengalami gangguan pendengaran, sementara sebagian lainnya mengalami trauma internal dan luka bakar akibat daya kejut ledakan.
Irmadianti menjelaskan satu korban harus menjalani operasi emergensi karena mengalami cedera berat pada perut dan luka bakar parah.
Korban lainnya dipastikan dalam kondisi stabil dan terus dipantau secara intensif oleh tim medis.
“Sebagian besar mengalami gangguan pendengaran,” ujarnya kepada media.
Ledakan Terjadi Setelah Khutbah Jumat, Publik Soroti Temuan Bom Rakitan
Informasi awal menyebut ledakan terjadi di area masjid sekolah beberapa menit setelah khutbah Jumat berakhir dan sebelum iqamah dikumandangkan.
Suasana awalnya berjalan normal; siswa mengikuti kegiatan Adiwiyata di pagi hari sebelum memasuki waktu Salat Jumat.