Dalam beberapa tahun terakhir, laporan kasus bullying meningkat di berbagai daerah, berdasarkan data KPAI dan Kemdikbud.
Ledakan bom rakitan di sekolah menambah satu dimensi baru: eskalasi kekerasan yang melibatkan bahan berbahaya.
Aparat keamanan menilai perakitan bom sederhana dapat dipelajari dari internet, dan celah ini menjadi ancaman serius bila tidak diantisipasi.
Di sisi lain, publik menilai sekolah perlu meningkatkan pengawasan psikologis, bukan hanya kedisiplinan rutin.
Diskusi hangat di media sosial juga menunjukkan masyarakat menyoroti lemahnya mekanisme pelaporan bullying, terutama bagi siswa yang tidak berdaya atau takut melapor.
Banyak warganet berharap pihak sekolah dan pemerintah menyiapkan sistem perlindungan yang lebih kuat, termasuk konselor tetap dan jalur aduan anonim.
Insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta bukan hanya tragedi, tetapi juga refleksi kondisi psikologis pelajar yang kerap terabaikan.
Penanganan korban sudah dilakukan dengan cepat, namun akar persoalan seperti bullying dan keamanan sekolah harus mendapat perhatian lebih dalam kebijakan pendidikan.
Peristiwa ini diharapkan menjadi momentum bagi sekolah, orang tua, dan pemerintah untuk memperbaiki sistem perlindungan anak agar tragedi serupa tidak terulang.***
Artikel Terkait
Bukan Bom! Ledakan di Pamulang Bikin Warga Panik, 8 Rumah Hancur, 7 Orang Luka-Luka dan Puluhan Orang Harus Mengungsi
Ledakan Pabrik Bom di Tennessee AS Hancurkan Segalanya, Tewaskan 16 Orang Pekerja dan Diyakini Tak Ada yang Selamat
BREAKING NEWS! Ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Bikin Panik, 2 Orang Terluka, Polisi dan Gegana Sisir Lokasi
Densus 88 Kerahkan Tim Khusus Selidiki Unsur Terorisme dalam Ledakan Misterius di SMAN 72 Jakarta yang Akibatkan Dua Siswa Luka
Ledakan Misterius di SMAN 72 Jakarta! Pramono Anung Turun Tangan, Biaya Korban 100 Persen Gratis dari Pemprov DKI