PB XIII naik tahta pada tahun 2004, di tengah masa-masa penuh tantangan bagi Keraton Surakarta yang sempat mengalami perpecahan internal.
Namun di bawah kepemimpinannya, upaya pelestarian budaya, rekonsiliasi, dan revitalisasi nilai-nilai adat terus dilakukan.
Warisan PB XIII tak hanya tercermin dalam kegiatan adat, tetapi juga dalam berbagai program kebudayaan dan pariwisata yang membuka kembali peran keraton di mata publik.
Banyak pihak menilai, meski masa pemerintahannya tak lepas dari dinamika, PB XIII tetap menjadi figur yang berusaha menyatukan tradisi dan zaman.
Baca Juga: Relawan Projo Heboh! Budi Arie Isyaratkan Gabung Gerindra Demi Perkuat Pemerintahan Prabowo-Gibran
Duka dan Doa untuk Sang Raja
Masyarakat Solo kini bersiap menyambut prosesi pemakaman PB XIII dengan penuh hormat.
Ribuan warga diperkirakan akan datang ke Masjid Pujosono untuk melayat. Bagi banyak orang, momen ini bukan sekadar perpisahan dengan seorang raja, melainkan juga perjumpaan dengan nilai luhur budaya Jawa yang terus hidup di hati rakyatnya.
Warisan PB XIII akan tetap menjadi bagian dari identitas Keraton Surakarta, tempat di mana sejarah, adat, dan spiritualitas menyatu dalam satu napas.***