nasional

Aqua Terancam ‘Haram’, Ketika Sumber Air Tak Lagi Sejernih Iklannya

Senin, 27 Oktober 2025 | 11:00 WIB
Truk pengangkut Air Minum Dalam Kemasan merek Aqua

Namun, bagi IHW, klaim tersebut tetap perlu diuji.

“Hukum tidak bicara soal citra, tetapi soal bukti,” kata Ikhsan Abdullah.

Baca Juga: Waspada! BRIN Ungkap Skenario Mengerikan Megathrust Jawa, Tsunami Bisa Sampai Jakarta dalam 2,5 Jam!

Potensi Bahaya Kesehatan  

Selain aspek hukum, IHW juga mengingatkan potensi risiko kesehatan jika bahan baku air tidak sesuai standar. Air tanah tanpa pengawasan geologi dan pengujian laboratorium dapat mengandung bakteri E. coli, logam berat, atau zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, ginjal, hingga keracunan. 

Ahli kesehatan dari Universitas Kristen Indonesia, dr. Gracia Fensynthia, menambahkan, air tanah dalam sebenarnya bisa berkualitas tinggi bila dikelola dengan benar.

“Masalahnya, banyak yang melakukan pengeboran tanpa studi geologi yang memadai,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Alasan Honor Magic8 dan Magic8 Pro Bisa Jadi Flagship Paling Menarik di 2025

Ia menegaskan, air dari akuifer memang bisa menjadi sumber air minum yang baik di tengah krisis air permukaan, asalkan prosesnya transparan dan terawasi ketat.

pada akhirnya, kasus Aqua kini menjadi ujian bagi pemerintah dan pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK). Publik menuntut pengawasan yang lebih kuat dari BPOM, BPJPH, dan BPKN, agar label “air pegunungan alami” tidak sekadar menjadi jargon iklan.

“Komitmen dan integritas produk harus dijaga. Jangan sampai kepercayaan masyarakat hilang karena ketidakjujuran,” pungkas Ikhsan menegaskan.***

Halaman:

Tags

Terkini