Tragedi yang menimpa Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo mendapat perhatian luas, baik dari masyarakat maupun pemerintah daerah.
Warganet di media sosial ramai menyampaikan belasungkawa dan doa bagi para korban serta keluarga yang ditinggalkan.
Beberapa netizen juga menyoroti pentingnya standar keamanan bangunan pesantren dan fasilitas pendidikan agar peristiwa serupa tidak terulang.
“Semoga ini jadi pelajaran penting untuk memastikan bangunan pesantren memiliki izin dan pengawasan teknis yang ketat,” tulis salah satu pengguna X (Twitter).
Baca Juga: Tarik-Ulur Anggaran MBG: Purbaya Siap Pangkas, Luhut Nilai Serapan Sudah Membaik
Tragedi ini membuka kembali diskusi publik tentang pengawasan bangunan pendidikan berasrama, khususnya pondok pesantren di berbagai daerah.
Pakar konstruksi dari Universitas Brawijaya, Dr. Hendri Setiawan, menilai pentingnya audit berkala terhadap bangunan pendidikan.
“Pondok pesantren sering berkembang secara swadaya, namun aspek keselamatan struktural sering terabaikan,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar pemerintah daerah dan Kementerian Agama lebih aktif dalam melakukan inspeksi bangunan serta memberikan pelatihan dasar mitigasi bencana kepada pengelola pesantren.
Bagi keluarga korban, penantian hasil identifikasi menjadi momen yang sangat berat.
Banyak di antara mereka memilih bertahan di rumah sakit, berharap kabar pasti tentang identitas orang tercinta.
Tim DVI berjanji akan bekerja maksimal hingga seluruh korban teridentifikasi secara ilmiah dan akurat.
“Setiap jenazah akan diperlakukan dengan hormat dan profesional, karena kami memahami duka mendalam para keluarga,” tegas Kombes Khusnan.
Tragedi Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat penting tentang keselamatan fasilitas pendidikan dan kesiapsiagaan bencana.
Sementara tim DVI Polda Jatim terus berjuang menyelesaikan proses identifikasi, masyarakat diharapkan terus memberi dukungan dan doa bagi para korban.
Semoga para korban mendapat tempat terbaik dan keluarga diberi kekuatan menghadapi ujian berat ini.***