Acara Roy Suryo dan Dokter Tifa di Malang Dibubarkan Massa, Diduga Terkait Isu Ijazah Jokowi

photo author
- Minggu, 5 Oktober 2025 | 19:28 WIB
Pembubaran acara Roy Suryo di Malang oleh massa terkait isu ijazah Jokowi. (HukamaNews.com / Net)
Pembubaran acara Roy Suryo di Malang oleh massa terkait isu ijazah Jokowi. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS – Sebuah acara bertajuk Rihlah Sinergi Dakwah ke-6 di sebuah hotel di Malang, Jawa Timur, mendadak berakhir ricuh pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Acara yang menghadirkan tokoh kontroversial seperti Roy Suryo, Dokter Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, dan Gus Nur itu dibubarkan paksa oleh sekelompok massa.

Insiden ini menimbulkan sorotan publik, terutama karena para pembicara dikenal aktif mengkritik dan menggugat keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut laporan lapangan yang dihimpun, pembubaran berlangsung cepat tak lama setelah acara dimulai.

Baca Juga: Pertemuan Dua Presiden di Kertanegara Bikin Heboh, Prabowo Langsung Bergerak, Isyarat Transisi Kekuasaan Mulai Terbaca Jelas!

Kelompok massa datang dengan alasan bahwa kegiatan tersebut dianggap memprovokasi, memecah belah masyarakat, dan menyebarkan paham yang mereka nilai intoleran serta radikal.

Wartawan senior Edy Mulyadi, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyebut ada dugaan kuat pembubaran itu tidak murni karena penolakan warga.

“Alasannya mereka selalu memecah belah, memprovokasi, intoleran, radikal, dan menyebarkan faham khilafah,” ujar Edy melalui kanal YouTube Bang Edy Channel, Minggu (5/10).

Namun, Edy menambahkan, ada kemungkinan tekanan dari pihak tertentu yang membuat aparat di daerah bertindak demikian.

“Kuat dugaan, pembubaran paksa tersebut ada campur tangan Jokowi yang sudah satu tahun lengser. Tapi cengkeramannya masih terasa hingga aparat di daerah,” ujarnya.

Baca Juga: Dirjen Pajak Pecat 26 Pegawai, Proses 13 Lainnya: Bimo Wijayanto Tegaskan Bersih-Bersih Tanpa Pandang Bulu

Edy juga menyoroti respons aparat di lokasi yang disebut tidak seragam.

Ia menilai sebagian aparat kepolisian “terkesan memberi bola lambung” kepada warga, sementara aparat dari Korem disebut bersikap profesional dan proporsional.

Pembubaran acara keagamaan atau diskusi publik yang melibatkan tokoh kontroversial bukan kali pertama terjadi di Indonesia.

Sejak masa pemerintahan Jokowi hingga pasca-lengsernya, isu sensitif seperti ijazah presiden, kritik terhadap kebijakan negara, atau narasi khilafah sering memicu gesekan di lapangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Rmol

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X