Yurike setia mendampingi Bung Karno hingga meletusnya tragedi G30S 1965, saat posisi Soekarno semakin terpojok.
Kala Bung Karno lengser pada 1967, sejumlah aset presiden dikembalikan, termasuk rumah tempat tinggal Yurike.
Meski Soekarno sempat berniat menceraikannya demi melindungi dari penderitaan politik, Yurike menolak karena cintanya begitu besar.
Ia terus mendampingi hingga Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970.
Kehidupan Setelah Bung Karno
Seiring waktu, Yurike perlahan bangkit dari duka. Ia kemudian menikah dengan seorang insinyur muda bernama Andy Babe.
Baca Juga: MK Tolak Uji Formil UU TNI, 4 Hakim Desak Perbaikan karena Minim Keterbukaan Publik
Meski begitu, publik tetap mengenangnya sebagai salah satu bagian dari kisah cinta Soekarno yang melegenda.
Dalam berbagai literatur, sosok Yurike digambarkan sebagai wanita sederhana, penuh kesetiaan, dan berani menghadapi tekanan politik.
Kisah cintanya dengan Bung Karno kerap diabadikan dalam buku-buku sejarah maupun biografi, menjadi pengingat bahwa perjalanan seorang presiden pun tak pernah lepas dari pergulatan pribadi.
Kepergian Yurike sontak memantik reaksi publik, terutama para pemerhati sejarah. Banyak warganet menyampaikan duka cita di media sosial, menyebutnya sebagai “saksi hidup” yang pernah menemani Bung Karno di masa transisi paling krusial dalam perjalanan bangsa.
Baca Juga: Kemenkumham Tegaskan Hak Cipta Jadi Pilar Kemerdekaan Pers dan Perlindungan Jurnalis
Sejarawan juga menilai, wafatnya Yurike menutup satu bab penting dalam narasi kehidupan pribadi Sang Putra Fajar.
Kehadirannya menjadi pengingat bahwa sejarah bukan hanya tentang tokoh besar, tetapi juga mereka yang ada di sampingnya, berbagi suka dan duka dalam perjalanan bangsa.
Jenazah Segera Pulang ke Indonesia