nasional

Dapat Telepon Tengah Malam dari Istana, Djamari Ceritakan Soal Momen Mendadak Ditunjuk Jadi Menko Polkam

Kamis, 18 September 2025 | 08:00 WIB
Presiden Prabowo melantik Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam di Istana Negara. (HukamaNews.com / Net)

Karier militernya terbilang mentereng. Ia pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad ke-24 pada 1998–1999, Pangdam III/Siliwangi pada 1997–1998, hingga Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (1999–2000).

Jabatan terakhirnya adalah Kepala Staf Umum TNI pada 2000–2004 sebelum akhirnya memasuki masa pensiun.

Di luar militer, ia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang dan kini duduk sebagai anggota Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan periode 2025–2030.

Prabowo Lakukan Reshuffle Kabinet

Pelantikan Djamari dilakukan bersamaan dengan reshuffle ketiga Kabinet Merah Putih.

Baca Juga: RUU Perampasan Aset Dibahas Lagi Usai Demo Besar, Pengamat Peringatkan Elite Soal Risiko Politik dan Ujian Moral

Selain Djamari, Presiden Prabowo juga melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Rohmat Marzuki sebagai Wakil Menteri Kehutanan, Farida Farichah sebagai Wakil Menteri Koperasi, serta Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah RI.

Keputusan tersebut tertuang dalam Keppres Nomor 96P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara.

Tantangan Menanti Menko Polkam Baru

Sebagai Menko Polkam, Djamari memikul tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional di tengah dinamika regional dan global.

Situasi geopolitik yang kian kompleks, isu keamanan siber, serta penanganan ancaman terorisme menjadi pekerjaan rumah besar baginya.

Pengamat politik menilai, kembalinya sosok senior TNI ke lingkaran kabinet menunjukkan arah kebijakan Prabowo yang ingin memperkuat stabilitas politik melalui figur berpengalaman.

Baca Juga: KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji, Dugaan Kerugian Negara Capai Rp1 Triliun

“Ini bukan hanya soal militer, tetapi juga kepercayaan publik terhadap stabilitas pemerintahan. Kehadiran Djamari bisa dilihat sebagai pesan bahwa negara ingin menampilkan wajah yang tegas dan berwibawa,” kata analis politik dari Universitas Indonesia, yang dihubungi terpisah.

 

Halaman:

Tags

Terkini