Tragedi ini semakin memilukan karena tiga korban meninggal merupakan satu keluarga, yakni Hendra Pratama, karyawan RSBS, bersama istri dan anaknya.
Ambulans dikerahkan sebanyak 23 unit untuk membawa korban meninggal dan luka-luka ke Jember. Namun, dua pasien masih dirawat intensif di Probolinggo karena kondisi belum stabil.
Teknologi TAA di Jalur Rawan Kecelakaan
Polda Jatim menutup total arus lalu lintas selama proses olah TKP. Teknologi TAA yang digunakan memungkinkan rekonstruksi kecelakaan secara detail dengan visualisasi 3D.
Metode ini dianggap efektif untuk mengungkap penyebab kecelakaan di jalur rawan seperti Bromo yang dikenal memiliki tikungan curam dan turunan tajam.
Menurut catatan Dinas Perhubungan Jatim, jalur Bromo menjadi salah satu rute paling rawan kecelakaan di Jawa Timur, terutama bagi bus pariwisata.
Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Keterlibatan Khalid Basalamah dalam Kasus Jual-Beli Kuota Haji 2024
Faktor dominan adalah kelalaian pengemudi, kondisi kendaraan, serta medan ekstrem.
Peristiwa ini memicu reaksi publik, terutama warganet di Jawa Timur.
Banyak yang menyampaikan duka cita di media sosial, sekaligus mendesak adanya pembatasan ketat bagi bus besar yang melintasi jalur Bromo.
Sejumlah komentar menyoroti perlunya uji kelayakan kendaraan sebelum digunakan untuk perjalanan wisata massal.
Ada pula yang meminta pemerintah daerah menyediakan jalur alternatif lebih aman bagi wisatawan.
Tragedi bus RSBS Jember di jalur Bromo menambah daftar panjang kecelakaan maut di jalur wisata.
Langkah kepolisian menggunakan teknologi TAA diharapkan mampu memberi kejelasan penyebab sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi pariwisata.