nasional

Rahayu Saraswati Mundur dari DPR, Langkah Langka Politik Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 06:00 WIB
Rahayu Saraswati saat menghadiri sidang DPR sebelum mengundurkan diri. (HukamaNews.com / Instagram @)

Saat itu ia menyampaikan, “Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha. Jadilah entrepreneur daripada ngomel nggak ada kerjaan.”

Ucapan ini dianggap tidak peka dan menyinggung para pencari kerja yang tengah berjuang di tengah sulitnya lapangan kerja.

Alih-alih memotivasi, pernyataan itu menuai kritik tajam di media sosial dan memicu gelombang kekecewaan publik.

Rahayu kemudian menyampaikan permintaan maaf terbuka, mengakui niatnya yang semula ingin menginspirasi justru berbalik menjadi kesalahan. Ia menegaskan siap bertanggung jawab penuh atas ucapannya.

Baca Juga: Viral Lagi! Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Tegas Tolak Praktik Jual Beli Jabatan

Dukungan dan Penyesalan dari Sesama Politikus

Meski menuai kritik, tidak sedikit yang menilai Rahayu sebagai sosok berintegritas. Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai, mundurnya Rahayu justru menunjukkan jiwa besar seorang pemimpin.

“Yang kutahu Sara seorang anggota parlemen yang hebat dan sangat berdedikasi. Pikirannya selalu positif. Jadi aku yakin, dia salah ngomong itu bukan untuk melecehkan,” tulis Jansen di akun X miliknya.

Jansen juga menyoroti karakter sederhana Rahayu meski berasal dari keluarga terpandang. Ia menyebut Rahayu kental dengan jiwa aktivisme, terutama dalam isu anak, perempuan, dan perdagangan orang.

“Harus aku akui, hebat keponakan Pak Prabowo ini. Keep strong, Sara!” ujarnya.

Fenomena mundurnya Rahayu menjadi cermin langka dalam kultur politik Indonesia. Dalam sejarah, tidak banyak pejabat yang rela mundur karena kesalahan ucapan atau kehilangan kepercayaan publik.

Baca Juga: Ferry Irwandi Soal Sri Mulyani: “Bukan Sekadar Pejabat Biasa, Beliau Selalu Menjadi Ibu”

Langkah Rahayu membuka ruang diskursus baru: bahwa akuntabilitas moral seharusnya berjalan seiring dengan akuntabilitas politik. Bahwa kursi parlemen bukan sekadar jabatan, melainkan amanah yang harus dijaga dengan penuh kesadaran etis.

Bagi publik, sikap Rahayu bisa menjadi standar baru bagaimana pejabat publik bersikap ketika menghadapi kritik keras. Keberanian mengakui kesalahan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang menunjukkan kedewasaan politik.

Mundur dari jabatan politik jelas bukan keputusan mudah, apalagi bagi seseorang yang berasal dari keluarga besar elite politik Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini