Namun, Rahayu Saraswati menunjukkan bahwa etika dan moral bisa lebih utama daripada sekadar mempertahankan kursi.
Di tengah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap politikus, langkah ini menjadi pengingat bahwa pejabat publik seharusnya selalu menempatkan rakyat sebagai prioritas utama.
Pertanyaannya kini, apakah langkah Rahayu akan menjadi preseden baik bagi pejabat lain untuk lebih berani mengambil sikap ketika kepercayaan publik terguncang?
Baca Juga: KPK Bongkar Modus Ridwan Kamil Minta Dana Nonbujeter ke Bank BJB, Begini Skemanya
Atau justru hanya akan dikenang sebagai peristiwa langka yang sulit terulang di masa depan?***
Artikel Terkait
Pernah Jadi Anak Buahnya di Era Jokowi, Luhut Yakin Menkeu Purbaya Mampu Genjot Ekonomi RI
Isu Raffi Ahmad Jadi Menpora Menggantikan Dito Ariotedjo Menguat, Warganet Mencibir
Menhan Sjafrie Pilih Irit Bicara Soal Dansat Siber TNI Polisikan Ferry Irwandi: “Itu Ranah Panglima”
Mahfud MD Kritik Minimnya Interaksi Nadiem Makarim dengan Kampus: “Bersih, tapi Tak Paham Birokrasi”
Longsor di Tambang Freeport Papua, 7 Pekerja Terjebak, Evakuasi Balapan dengan Waktu