Ia menyinggung kasus Silfester Matutina, yang sudah diputus bersalah sejak 2019 oleh Mahkamah Agung dengan hukuman 1,5 tahun penjara karena menghina Jusuf Kalla, namun hingga kini belum dieksekusi.
“Orang berteriak sudah 3 minggu ini Silfester belum juga ditangkap. Itu kan masalah sederhana. Silfester itu inkrah 1,5 tahun lalu, lalu lalang di depan hidung kita tidak ada yang pernah nangkap. Bukan orang tidak tahu, tetapi ada sesuatu dibalik itu yang mungkin dikompromikan,” tandas Mahfud.
Pernyataan Mahfud ini menambah bobot kritik terhadap pemerintah yang dianggap belum mampu meredam eskalasi dengan solusi jangka panjang.
Ia menegaskan, tanpa keberanian untuk menjawab persoalan mendasar, demonstrasi berpotensi terus berulang dengan intensitas yang lebih besar.
Sorotan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa stabilitas politik tidak hanya ditopang oleh penegakan hukum, melainkan juga keberanian mengambil kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.***