HUKAMANEWS - Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan kondisi mengenaskan yang dialami aparat kepolisian dan warga sipil usai aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada 1 September.
Dalam keterangannya setelah menjenguk korban di RS Polri, Presiden Prabowo menyebut ada aparat yang menderita luka bakar serius, mulai dari leher, paha, hingga bagian paling vital tubuhnya.
Ia menegaskan apa yang terjadi sudah jauh melewati batas penyampaian pendapat, dan lebih mengarah pada upaya menciptakan kerusuhan yang membahayakan keselamatan rakyat.
Baca Juga: Warga Pati Geruduk KPK, Desak Kasus Sudewo Dituntaskan, Penyidikan Jalan atau Jalan di Tempat?
Prabowo menuturkan, terdapat puluhan korban akibat kerusuhan tersebut. Dari total 43 orang yang cedera, 26 sudah dipulangkan.
Namun, 17 korban masih menjalani perawatan intensif di RS Polri, terdiri dari 14 anggota kepolisian dan 3 masyarakat sipil.
“Ada yang terkena luka bakar di leher, paha, bahkan alat vital. Bayangkan betapa serius dampaknya jika itu terjadi pada seorang laki-laki,” ujar Prabowo.
Ia juga menambahkan, terdapat korban dengan luka parah di bagian kepala hingga harus menjalani operasi tempurung kepala. Kondisi ini memperlihatkan eskalasi bahaya yang dihadapi aparat di lapangan.
Baca Juga: Prabowo Diminta Nasionalisasi BCA untuk Tutupi Utang Negara, Sasmito Soroti Skandal BLBI
Selain polisi, ada masyarakat sipil yang turut jadi korban dalam kericuhan.
Prabowo mencontohkan seorang perempuan yang hendak ke pasar justru mengalami patah tulang paha akibat aksi brutal massa.
Motor yang dibawanya pun dirampas oleh oknum yang disebutnya bukan lagi demonstran, melainkan perusuh.
“Ini jelas bukan penyampaian aspirasi. Kalau sudah ada orang lewat mau ke pasar lalu ditendang, dipatahkan pahanya, itu perbuatan kriminal,” tegasnya.
Prabowo mengungkapkan pihak keamanan menemukan bukti kuat adanya niat buruk dari sekelompok orang yang memprovokasi kerusuhan.